31 August 2009

Diet Selama Bulan Ramadhan

Puasa berguna dilakukan untuk memberi kesempatan pada organ tubuh untuk beristirahat. Ketika berpuasa sistem pencernaan melakukan istirahat sehingga tubuh dapat melakukan pembersihan dari racun-racun yang terkumpul dari makanan yang tidak tercerna. Selain itu puasa bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mencegah gangguan lainnya pada tubuh. Untuk itu perlu kita ketahui bagaimana menjalankan puasa yang baik bagi tubuh. Tips berikut kami berikan untuk anda yang sedang menjalankan program diet selama puasa di bulan Ramadhan ini.

Atur menu makan anda
Selalu konsumsi makanan bergizi baik saat sahur ataupun berbuka, meski dengan menu sederhana, yang penting mengandung lima unsur gizi iengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Untuk menghindari rasa lapar, makanan yang dianjurkan adalah makanan berserat yang biasanya terdapat pada sayur dan buah.

Ritme pola makan
Perubahan waktu makan adalah hal utama yang dirasakan ketika berpuasa. Apabila dalam sehari kita bisa makan besar sebanyak dua kali yaitu makan siang dan malam, selama bulan Ramadhan ini akan terjadi perubahan jam makan yaitu pada waktu sahur dan buka. Pemasukan makanan dan cairan kedalam tubuh juga akan sangat terbatas, disarankan untuk mengkonsumsi menu makanan yang mengandung unsur gizi dan air putih secukupnya untuk tetap fit selama 13 jam berpuasa.

Olahraga saat puasa
Ada baiknya olahraga tetap dilakukan untuk mendukung program diet anda selama bulan puasa. Waktu yang tepat untuk melakukannya adalah 1 atau 2 jam sebelum berbuka dan hindari melakukan olah raga yang terlalu berat.

Jangan langsung tidur setelah sahur
Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan, harus ada jeda waktu yang cukup sekitar 30 menit setelah makan sahur. Hal ini dianjurkan untuk menghindari terganggunya proses metabolisme.

Hindari minuman dingin dan kandungan gula yang tinggi
Jangan minum air dingin atau es ketika berbuka, biasakan berbuka dengan minuman hangat. Perut bisa menjadi kembung apabila minum air dingin karena asam lambung dalam tubuh akan meningkat. Hindari juga berbuka dengan yang manis dengan kandungan gula yang tinggi, Menu pembuka yang manis alami bisa didapatkan dari buah korma dan air sari buah (Juice) karena kandungan gula pada sari buah dapat menaikan kadar gula dengan cepat, namun tidak merangsang produksi insulin seperti pada minuman dengan kandungan gula tambahan (sirup, teh manis, atau kolak).

Jangan langsung makan besar saat berbuka
Agar lambung tidak kaget jangan langsung menyantap menu utama pada saat berbuka. Hal ini dilakukan karena karena lambung membutuhkan ruangan kosong untuk mencerna makanan. Kunyah makanan dengan baik untuk meringankan kerja pencernaan, sehingga kerja lambung tidak menjadi berat pada saat berbuka.

30 August 2009

Sorga Adalah Tempat Bagi Orang Yang Mukmin

Di saat manusia kembali kepada Tuhannya, di situlah ia akan bersilaturrahmi kepada penciptanya. Tuhan yang memberinya petunjuk dan yang memberinya alam kehidupan. Pertemuan antara pencipta dan yang dicipta ini, merupakan akhir dari perjalanan yang dilalui manusia. Layaknya tuan rumah, Allah menyediakan tamu-tamunya berbagai hidangan, tergantung kepada setiap individu-individu yang sampai kepadaNya. Pada mereka disediakan tempat-tempat khusus tergantung kepada jalur dan rute yang dilalui. Mereka yang beriman akan ditempatkan di tempat khusus yang namanya sorga dan mereka yang tidak beriman akan ditempatkan di ruang yang disebut neraka.

"Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal soleh ke dalam sorga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka berhiaskan kalung-kalung dari emas dan mutiara, pakaian mereka terbuat dari sutera, mereka diantarkan dalam ruang yang penuh kata-kata baik dan indah dan mereka diantarkan kepada jalan yang terpuji" (QS. Haj : 23-24).

Sorga memang jamuan dari Allah, Yang Maha Kaya dan Maha Dermawan. Hadiah ini dinisbatkan kepada tamu-tamu Allah yang beriman dan mereka yang senantiasa menjunjung tinggi etika mulia (ahlakul karimah). Yaitu mereka yang senantiasa melakukan kabajikan dan senantiasa memerangi kemaksiatan. Rasulullah pernah bersabda, "Kebanyakan yang menjadikan manusia masuk sorga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad).

Jamuan yang diberikan oleh Sang Pencipta tentu berbeda jauh dengan jamuan yang ada di dunia ini. Lain halnya jamuan yang dihidangkan oleh Allah kepada hamba-hambanya yang beriman dan beramal saleh. Jamuan ini begitu sempurna. Saking sempurnanya hingga sulit untuk digambarkan dan dicontohkan dalam kehidupan ini.
Kata Rasulullah, "Sorga ibaratnya, tidak ada mata yang pernah melihatnya dan tidak ada telinga yang pernah mendengarnya, bahkan tidak sedetik pun bisa terbersit dalam hati manusia, dari sesuatu yang maha sempurna". Karena itulah kebahagiaan hakiki yang disuguhkan kepada hamba-hamba yang beriman dan beramal saleh. Dan kebahagiaan yang paling tinggi yang disuguhkan Allah dalam sorga adalah berkesempatan bertemu langsung dengan Allah, "Tingkat sorga terendah adalah perumpamaan seseorang yang berkesempatan menikmati kampung halamannya, melihat istrinya, sanak saudaranya dengan penuh kebahagiaan selama seribu tahun. Dan tingkat tertinggi sorga adalah melihat Allah siang dan malam, "Muka-muka mereka pada hari itu berseri karena melihat Tuhan mereka" (H.R. Tirmizi).

Nabi Ibrahim as. bernah berpesan kepada Nabi Muhammad saw pada saat perjumpaan keduanya di malam Mi'raj, "Hai Muhammad, sampaikan salamku untuk umatmu dan ceritakan kepada mereka bahwa sorga bertanahkan wangi-wangian, airnya terasa segar, dan tanaman-tanamannya adalah "SUBHANALLAH",ALHAMDULILLA
H" dan "LA'ILAAHA ILLALLAH".
Siapakah tamu-tamu yang berhak mendapat suguhan sorga ketika nanti bertemu Allah. Mereka adalah orang-orang yang telah dijelaskan oleh al-Qur'an surah Ali Imran ayat 133-135 sebagai berikut:

1. Orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang takut Allah, dengan menjalankan semua perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. 
2. Orang-orang yang menyedekahkan hartanya sesuai dengan anjuran agama, baik itu zakat, sedekah maupun infak, baik dalam keadaan sulit maupun mudah. Ketika mereka banyak rezeki tidak mencerminkan orang yang cinta harta, bahkan ketika mereka dalam kesulitan sama sekali tidak mencerminkan kepelitan. 
3. Mereka yang bisa menahan amarah dan tidak berbuat aniaya. 
4. Mereka yang pemaaf, dan yang demi kebaikan selalu memaafkan orang yang pernah menganiayanya dan memusuhinya. 
5. Mereka yang ketika melakukan perbuatan tercela, segera ingat Allah dan meminta ampunanNya atas dosa-dosa yang dilakukannya. 
6. Mereka yang tidak suka berlarut-larut dalam kesalahan dan perbuatan dosa. 
Dalam surah Al-Mu'minun ayat 1-11 juga dijelaskan sifat-sifat penghuni sorga, sebagai berikut : 
7. orang-orang yang beriman dengan rukun-rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, nabi-nabi Allah, hari akhir dan ketentuan dan keputusan Allah. Mereka beriman dengan lisan, hati dan perbuatan mereka. 
8. Mereka yang mendirikan salat mereka dengan khusyu' 
9. Mereka yang meninggalkan hal-hal yang tidak berguna, dan yang memanfaatkan waktu mereka untuk tindakan-tindakan yang bermanfaat. 
10. Mereka yang membayar zakat, baik zakat harta maupun zakat fitrah. 
11. Mereka yang menjaga alat kelamin mereka dari perbuatan zina dan pelanggaran seksual yang dilarang agama. 
12. Mereka yang yang senantiasa memenuhi amanah dan janji-janji mereka, dan 
13. Mereka yang senantiasa menjaga salat-salat mereka. 

Semoga bermanfaat.

27 August 2009

TOEFL vs IELTS

The two main tests that check foreign language speakers’ English competency are IELTSand TOEFL. Although both tests are aimed at examining students’ knowledge and understanding of the English language usage, the two are by no mean identical and differs both in the delivery, scoring and difficulty.

toefl-ieltsThe main similarity between the IELTSand TOEFL tests lies in the fact that they test students in three areas plus one additional skill. The three similar skill areas are writingreading and listening; the area of difference is speaking inIELTS and ‘structure’ (sentence completion and error recognition) inTOEFL.

The 
scores calculation differs as well.IELTS tests are rated by the so-called ‘band’ scores (from 0 to 9 and the half-bands between) , which are given every section of the test and then are averaged for the IELTS band score. The latter is used by the universities and institutes as an admission prerequisite. In TOEFL numeral scores are assigned to different test parts and then totaled for the final TOEFL score.

One more significant difference between the 
IELTS and TOEFL tests is that the latter has its paper-based and computer-based version, which makes it easier for students to choose the kind of test and the time and the place of its completion which suits them the most. Although IELTS is developing a computer version of its test, doesn’t have it in use yet. Besides, speaking module must be completed in face to face manner or requires a high degree of technological development.

The final pressing question, which bothers the majority of the prospective test-takers, is which of the two is more difficult. There is no definite satisfying answer, for it depends on the knowledge and preparation of a test-taker, and tests itself (both tests change every time they are taken). However, it is generally believed that 
IELTS is more difficult because of its speaking section, where students are obliged to participate in something like an interview with a professional face to face. Besides, unlike the TOEFL test, IELTSdoesn’t define strictly and exactly the criteria by which self-expression tasks of writing and speaking are judged, and listening and reading tasks tend to contain plenty of ‘tricky’ questions, as said by both teachers and students.

Nevertheless, such a question (which test is more complicated) is largely irrelevant, since most educational institutions clearly state what test the students must take in order to enroll in this very university, which means students usually know what they have to prepare for and should not lose time by developing fear for the speaking or any other test section. Practice and confidence always bring the most fruitful results.

26 August 2009

How to Increase Customer Loyalty ?

The statistics are working against you:  Most companies lose 50% of their customers (or partners) in less than 5 years.   

While emerging companies have the competitive advantage for customer value management, every management team is discussing Customer Loyalty/Retention. How can you increase your customer loyalty?  Here are the fundamentals: 

Step One:  Preparing for a Customer Loyalty Program 

  1. First, get your senior management on board. They must acknowledge the risk/reward of a Customer Loyalty Program.  Gain a long-term commitment to establishing a system that both increases and measures customer retention.  The return (ROI) on a solid Customer Loyalty Program will enable you to
     
    1. Better focus and quantify resource deployment,
    2.  Watch for customer behavior shifts that could signal dissatisfaction or loss of value, and
    3.  Recognize and pursue revenue gaps between current and potential customer value. 
       
  2. Profile your Ideal Customer, in order to understand your target audience. To define your Ideal Customer, you'll need to detail: 
     
    1. Where the lead originated
    2.  What business problem(s) they have
    3.  Why they became your customer in the first place
    4.  Where do they need to take their business in the next 3-5 years?
    5. How does your product add value to their product/service?
    6. How does their decision process lead to a purchase decision?
    7. What does your Ideal Customer want from you? 

    Don't limit your research to the fraction of customers willing to tell you what they think.  Dig deeper!  Conduct primary research and be sure to ask your front-line service providers. 

  3. Measure your Ideal Customer value.  This is not just a ranking exercise, but a critical tool to measure the impact of your company's initiatives on your customers. You don't need to invest in elaborate CRM software to manage this stage - just Excel and due diligence!  This exercise will highlight your cost-of-sales, especially as they relate to sales and marketing expenses. 
     
  4. The general formula is: 

      Present Value             (Initial Revenue - Costs) 
      +            Net Present Value             (Loyalty * (Future Revenue - Costs)) 
      +            Net Present Value             (Loyalty * Influence Value)
                  ------------------------------------------------------------------------
                   Customer Lifetime Value 

    As you can see, your customer loyalty value dramatically impacts by your customer lifetime value. 

  5. Profile your customer database.  You'll probably discover three distinct categories of customers - those you definitely want (Ideal Customers), those you're not sure of, and those who don't fit in with your future plans.  Categorize each customer as an Ideal, Uncertain, or Non-Ideal.  

Step Two:  Customer Value Management 

Once you know who their best customers are, the real work begins-convincing them to stay forever.  Here are some marketing program tactics for Customer Value Management that have successfully increased customer retention rates: 

  1. Direct market for new Ideal Customers, using appropriate sales and marketing actions as determined by the customer lifetime value exercise. Establish a community within your Ideal Customers, for peer counsel.
     
  2. Develop a program and process to convert Uncertain Customers to Ideal Customers.  These medium-value customers are usually converted with fewer resources than a non-ideal customer or prospect.  Set a goal of converting X number or % within a specified time period.  
     
  3. Develop proactive customer retention activities for Ideal Customers.  Give them a tangible value for being loyal, such as priority service, personalized offers or professional recognition.  Companies with frequent purchase cycles can solidify the buying habit with frequent buying programs.  Those with long-lead or high-priced products can extend other relationship tactics such as customized, secure websites and/or direct support access; frequent customer surveying; elearning opportunities; and product input participation.
     
  4. Invest in referral programs by giving your customers and partners a solid business reason and personal offer to provide qualified leads. Clearly, the most effective loyalty programs provide incentives both for the company (lower costs or more productive workers or fewer outages) and the employee (gifts, skill certification, memberships, education).
     
  5. Understand where your Ideal Customers need to go in the next 3-5 years, and exchange information with them regularly in order to lead the way.  Customer loyalty management in B2B is all about showing appreciation to valuable customers as they hit key relationship milestones. 
     
  6. Periodically rank your Ideal by relative value.  Target those with relatively significant value increases or decreases with special promotions. Early intervention to reward higher value activities or address customer dissatisfaction is often key to maintaining or enhancing customer value.  Some companies use the value gap analysis to compare the current value of a customer with their total budget value, to ensure their "share of wallet". 

Long-standing relationships arise from trust gained over many transactions.  Perception is critical. A solid Customer Loyalty Program convinces your customers that you'd rather keep them around than drive them away.  And a Customer Loyalty Program makes good financial sense: A 5 percent increase in customer retention rates will drive a 25 percent profit increase, at the very minimum.   

Are their pitfalls with developing customer loyalty programs? You bet!!!  I've made plenty of "misjudgments" over the last 25 years. Don't suffer from the same errors - hire an experienced marketing program contractor! 

25 August 2009

RAMADHAN BULAN KEMENANGAN

Allah SWT berifrman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (An-Nisa: 97)… dengan persiapan jiwa ini maka orang yang berpuasa sibuk dengan perang mereka, kemenangan tentunya berpihak pada mereka berjalan bersama kendaraan mereka.

PERANG BADR AL- KUBRA
Pada bulan Ramadhan tahun ke 2 H terjadi perang Badr al-kubra, setelah mendapat izin dari Allah atas orang-orang dzalim yang telah mengusir mereka dan merampas harta mereka untuk membalas atas kedzaliman mereka. Allah berfirman: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Al-Hajj: 39-41)
Perang badr merupakan rincian sejarah kaum muslimin dan pembentuk daulah yang baru…Allah SWT menyebutnya dengan hari Al-furqan yang mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil? “…Di hari Furqaan yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas gala sesuatu. (Al-Anfaal: 41) bagaimana jadinya, sekiranya kaum muslimin pada hari itu kalah? Akankah daulah mereka (islam) dapat tegak? Betapa banyak dari umat manusia yang mengalami kerugian jika pada hari itu daulah islam hancur, tidak ada lagi bendera kebenaran?? Sungguh pada hari itu Rasulullah saw berdiri menghadap Allah sambil berdoa dengan sangat memelas dan memperbanyak do’a: “Ya Allah jika Engkau hancurkan kelomok ini maka tidak ada lagi yang menyembah di bumi ini..” adapun para sahabat yang bernadzar mengorbankan jiwa mereka dan menimbang neraca keadilan sehingga ada diantara mereka yang berkata kepada rasulullah saw: “Demi –Allah- yang telah mengutusmu dengan hak, jika dibentangkan dihadapan kami lautan, lalu engkau menyebranginya maka kami akan ikut menyebranginya bersama engkau, dan tidak ada seorangpun diantara kami yang membelot..”. mereka berjumlah 300 dan beberapa orang tidak memiliki apa-apa kecuali 2 ekor kuda berhadapan dengan jumlah tiga kali lipat, nabi saw mensifati mereka dalam doanya: “Ya Allah mereka adalah pejalan kaki maka berikanlah kepada mereka kendaraan, dalam keadaan miskin namun berikanlah kekayaan, dan dalam keadaan lapar berikanlah kepada mereka makanan”. Namun mereka tidak merasa kalah dengan jumlah yang sedikit dan perangkat yang terbatas bahkan sangat bersemangat dalam meraih kemenangan akan kebenaran dengan penuh keikhlasan, dan ideolgi yang membangkitkan…maka tidak asing jika kemenangan mereka merupakan kemuliaan dari kelemahan mereka di muka bumi ini, sehingga dimasa depan mendapatkan yang terbaik untuk dunia mereka, harga diri bagi para duat kebenaran dan berusaha mencapai jalan mereka walaupun harus menghadapi kekuatan jahat dan melemparkan mereka dalam satu panah…

PENAKLUKAN ANDALUSIA
Pada bulan Ramadhan tahun 92 H merupakan awal kemenangan kaum muslimin dan penaklukan Andalus, dipimpin oleh panglima gagah berani Thariq bin Ziyad yang baru masuk Islam beberapa tahun dan menjadikan diri -tidak ada beda antara anak-anaknya dengan satu jenis atau fanatic salah seorang pemimpin terkemuka dalam sejarah.
Ketika Thariq dan pasukannya berhasil menginjakkan kakinya di bumi eropa mereka mulai mencetak sejarah baru terhadap dunia, Eropa mengakui Islam dan kebudayaannya yang memindahkannya dari keterbelakangan dan kejumudan menuju dunia yang luas dari kemajuan dan cahaya…sejarawan Eropa Gustave Lopon berkata: “ Jika kita kembali pada abad ke 17 M maka akan kita dapatkan bahwa kebudayaan Islam di Spanyol menakjubkan sekali, bahwa pusat kebudayaan eropa saat itu sedang mandek yang diredam oleh para penguasa yang jahat yang hanya mementingkan diri dan bangga dengan kemewahan namun tidak mau membaca…sehingga kejumudan terus menimpa Eropa selama beberapa tahun tanpa mereka rasakan, wajah eropa tidak tampak memiliki kecendrungan pada ilmu kecuali pada abad ke 11 dan 12 M; yang mana hal tersebut tampak ditengah mereka berkeinginan menghilangkan kejahilan yang menimpa mereka, sehingga mereka mengalihkan wajah mereka menuju arab – kaum muslimin yang merupakan pemimpin mereka-“.
Salah seorang pemimpin Andalusia abad ke 4 H atau 10 M, yaitu Ibrahim bin Ya’qub At-Thurtusyi, seorang warga Jaliqiyah di Utara Spanyol menjadi jauh dari hukum kaum muslimin, beliau berkata bahwa mereka: “Warga yang jauh dan merendahkan akhlak, tidak mencuci baju mereka sejak mereka memakainya hingga terlepas dari mereka, mereka menganggap bahwa kotor yang menempel dari keringat mereka memberikan kenikmatan pada jasab mereka dan memberikan kebaikan bagi badan mereka!!”
Begitulah kondisi mereka disaat kaum muslimin berada dipuncak ketinggian kebudayaan di Andalusia, sehingga mengarahkan anak-anak mereka dari beberapa negeri Eropa untuk menjadi pelajar dan menimba ilmu dari kaum muslimin kemudian kembali kepada mereka menjadi duta kebudayaan dan membangun kemuliaan…semua ini didapat pada lembaran-lembaran pada para pendahulu yang berpuasa yang mampu menaklukkan Andalusia dan menaklukkan dunia menuju ufuk fajar baru

PERANG AIN JALUT..
Pada bulan Ramadahan tahun 658 H terjadi perang Ain Jalut; kaum muslimin di Mesir dan Syam berhasil mengalahkan kerajaan Mongolia yang selalu melakukan kerusakan dan menyebarkan kematian di daerah Asia Tangah dan Asia Timur, melakukan pembantaian yang mengerikan pada setiap penduduknya, dan bahkan sengaja menggunakan kendaraan kuda mereka untuk menginjak-injak ratusan ribu mayat manusia dari kaum muslimin, sehingga sungai Dahlah penuh oleh buku-buku yang membawa kebangkitan dan meninggikan kebudayaan dunia…bahkan karena penuhnya buku-buku mengakibatkan air sungai berubah menjadi kehitam-hitaman…di Baghdad mereka membunuh khalifah Abbasiyah yang terakhir, membantai jutaan mansuai hanya dalam beberapa hari… ditambah dengan banyak korban yang terbunuh tanpa belas kasih sayang dalam penaklukkan mereka yang hitam, mereka juga membunuh di “Moro” sebanyak 700 ribu jiwa… dan sebagaimana cobaan itu melanda negeri Islam hingga meluas ke daratan timur Eropa dan mengancam seluruh penduduk dunia..padahal kejayaan kaum muslimin adalah untuk mereka dan kemenangan umat Islam atas mereka adalah menyelamatkan manusia seluruhnya dan untuk kebudayaan masnusia secara keseluruhan; dimana saja mereka berada.
Tentunya qiyadah kaum muslimin dan pemimpin mereka al-mudzaffar Qutz menyadari bahwa mereka menorehkan sejarah yang baik baginya setelahnya, dan umat bergotong royong dibelakang para pemimpin menggerakkan para ulama besar yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang rabbani Al-‘Iz bin Abdussalam, mereka menghidupkan nilai-nilai jihad dan arti dari menggapai syuhada, mengingatkan akan akarnya yang menjadi pilihan Allah SWT .. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (Ali Imron: 110) dan firman Allah: “Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (Al-Baqoroh: 143) .. ketika kondisi semakin kritis dan genting dalam sejarah umat dan alam, dengan gagah sang panglima Qutz melangkah dan sambil menunggang kuda beliau berteriak: “Wa Islamaah”, mengharap syahadah. Maka ditorehkanlah baginya kehidupan dan bagi umatnya dan nilai-nilai kemajuan dan pembangunan, bukan untuk kejumudan dan kehancuran.

Demikianlah tiga contoh dari kemenangan-kemenangan besar dalam bulan Ramadhan, yang diraih oleh orang yang berpuasa, dicetak oleh para pemilik ruh (jiwa) yang suci dan darah yang bersih, menghadirkan untuk manusia dan umat sesuatu yang terbaik, menjaga kemurnian hadlarah dan prestasi-prestasi terbaik, sehingga mereka dapat berpindah kedepan dengan langkah yang lebih maju dan derajat yang paling tinggi.
Dan hanya kepada Allah kita berharap menjadikan bulan kita ini sebagai proses kebangkitan umat untuk memainkan perannya yang dibebankan dengannya dalam memakmurkan dunia dan memuliakan manusia serta membahagiakan alam… “…dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya:. (Yusuf: 21)

23 August 2009

Malaysia Klaim Tari Pendet Bali

Malaysia Klaim Tari Pendet Bali

By Republika Newsroom
Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 19:09:00
Font Size A A A 
Email EMAIL
Print PRINT 
Facebook 
Bookmark and Share
Malaysia Klaim Tari Pendet Bali

TARI PENDET: Seorang nenek yang mendet saat "Usaba Sambah" di Pura Puseh, Sengkidu Karangasem.

JAKARTA--Malaysia kembali mengklaim budaya Indonesia -- tarian pendet, Bali -- menjadi budaya mereka yang dicantumkan dalam iklan visit year mereka. Sebelumnya, mereka telah mengklaim angklung, reog Ponorogo, batik, Hombo Batu, dan Tari Folaya.

Budayawan, Radhar Panca Dahana, mengatakan pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. "Ya tidak apa-apa lah, kita juga suka mengambil budaya lain untuk untuk promosi," katanya kepada Republika, Rabu (19/8). 

Ia menilai kecolongan budaya tersebut sebenarnya sebuah cermin atau refleksi. Ia menilai kita terluka dan malu, karena kita sadar sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak memperhatikannya. "Selama ini kebudayaan dipinggirkan, pemerintah dan masyarakat tak lagi peduli," ujarnya. 

Sedangkan negara lain, seperti Malaysia, kata Radhar, membutuhkan ekstensi kebudayaan, karena kebudayaan adalah senjata terbaik untuk diplomasi internasional. Potensi bisnisnya bagus. "Malaysia tahu mereka kekurangan budaya, mereka pintar melihat kebudayaan negara tetangganya, dan mereka menghargai budaya untuk mencari keuntungan, sedangkan pemerintah kita tidak peduli. Hanya peduli pada olahraga dan program lainnya," katanya. 

Untuk itu, kata Radhar, kedepannya agar Indonesia tidak kecolongan lagi, pemerintah harus perhatikan kebudayaan itu. "Kita majukan budaya kita supaya kita ada di depan, munculkan budaya kita dalam upacara-upacara, acara-acara, jangan lagu-lagu masa kini yang dinyanyikan oleh Presiden kita," tandasnya. 

22 August 2009

10 Alternatif Kegiatan di Bulan Ramadhan

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan puasa kepada kalian sebagaimana (puasa) telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 183)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman sebagaimana firmanNya di atas agar berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan yang sangat dinanti-nanti oleh kaum muslimin di seluruh dunia karena di dalamnya terdapat hikmah yang agung.

Kadang kita perlu beberapa agenda kegiatan yang dapat memberi manfaat bagi diri kita sendiri sehingga dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan yang tidak berfaedah, bahkan malah mendapatkan dosa. Agar puasa kita berjalan seperti apa yang kita inginkan, berikut ringkasan 10 alternatif kegiatan di bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan:

1. Berusaha agar senantiasa bisa mendapatkan takbiratul ihram yang pertama bersama imam dalam seluruh shalat jama’ah lima waktu yang kita kerjakan di masjid, karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang shalat karena Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa selama empat puluh hari berjama’ah dan mendapati takbiratul ihram yang pertama maka ia akan dibebaskan dari dua hal: dibebaskan dari api neraka dan dibebaskan dari kemunafikan.” (HR. Imam At Tirmidzi)

2. Shalat Shubuh berjama’ah di masjid, kemudian duduk untuk berdzikir dan membaca al Qur`an sampai terbit matahari. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang shalat shubuh berjama’ah, kemudian duduk berdzikir sampai terbit matahari, kemudian shalat dua raka’at maka dicatat baginya (pahala) haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Imam At Tirmidzi)

3. Belajar dan bekerja dengan penuh semangat dan kesungguhan karena bulan Ramadhan adalah bulan amal dan jihad.

4. Memperbanyak bersedekah ke fakir miskin, membantu orang yang kesusahan dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi dunia dan akherat Anda.

5. Setelah melakukan shalat ‘Ashar anda bisa berdzikir, istighfar, bertahlil, membaca dzikir petang sampai waktu berbuka.

6. Ketika berbuka, Anda ingat bahwa orang yang berpuasa memiliki do’a yang tidak akan ditolak ketika berbuka puasa, maka jangan lupa berdoa baik untuk diri sendiri maupun mendo’akan saudara sesama kaum muslimin.

7. Setelah shalat maghrib, jangan terlalu banyak makan agar dapat melaksanakan shalat isya dan tarawih dengan tenang dan khusyu’. Manfaatkan waktu ini untuk membaca buku-buku yang bermanfaat.

8. Setelah shalat Tarawih, ada waktu luang yang bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai pengetahuan agama (melalui membaca), bershilaturahim, mengunjungi orang yang sakit dan lain-lain. Hindari kegiatan yang tidak ada manfaatnya, membuang-buang waktu atau menonton acara-acara yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa. Karena malam-malam bulan Ramadhan sama dengan siangnya. Kita juga diwajibkan untuk menjaga seluruh anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan.

9. Manfaatkan malam-malam bulan Ramadhan juga gunakan untuk istirahat, kemudian bangun sebelum shubuh untuk makan sahur.

10. Hidupkan salah satu sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yaitu i’tikaf.
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan mengencangkan sarungnya (tidak menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan istrinya (untuk shalat malam).” (HR Bukhari dan Muslim)

Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa menerima amalan kita semua.

Jalan Kemuliaan Puasa

Salah satu jenis ibadah yang: umum, sangat tua, dan semua agama memerintahkannya adalah puasa. Jenis ibadah ini lebih universal, meskipun cara pelaksanaanya berbeda-beda. Dalam sejarah, puasa sudah dilaksanakan oleh bangsa Mesir kuno, Yunani, dan Romawi. Puasa merupakan ajaran semua agama, baik yang samawi seperti Yahudi dan Nasrani maupun yang thabi'i (kultur), seperti Hindu dan Budha. Perbedaannya terletak pada motivasi pelaksanannya (niatnya), penyebabnya, serta cara pelaksanaanya.

Umumnya, orang berpuasa pada saat menghadapi berbagai kesulitan hidup, ketika berduka cita, atau sedang mengalami musibah. Orang berpuasa untuk menandai masa-masa berkabung. Di kalangan penyembah berhala, orang berpuasa karena didorong oleh keinginan untuk menghilangkan kemarahan tuhan, karena mereka telah banyak melakukan pelanggaran. Melalui puasa mereka mengaharapkan kerelaan tuhan untuk kemudian memeberikan pertolongan. Sampai saat ini masih banyak orang yang melaksakan puasa karena motivasi seperti ini.

Karena puasa ini merupakan ibadah yang universal, artinya semua agama mengajarkannya, maka banyak orang Islam yang ketika bulan Ramadan tiba sangat antusias menjalankan puasa walaupun dalam kesehariannya mereka tidak menjalankan salat. Bagi mereka puasa itu mempunyai arti yang lebih dari sekadar ibadah puasa.

Dalam konteks syariat Islam, motivasi puasa atau shiyâm tidak lain kecuali untuk meninggikan derajat manusia ke puncak kehidupan ruhaniyah yang tinggi dan mulia dalam pandangan Allah. Dalam pandangan Islam, derajat tertinggi manusia adalah yang bertakwa. Allah menegaskan dalam firmannya: "sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa" (QS. al-Hujurat:13). Siapa pun dapat mencapai derajat ini tanpa memandang status sosial.

Takwa inilah yang menjadi tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadan. Inilah motivasi dasar dari segala bentuk ritual Ramadan. Kaum muslimin hendaknya mempunyai tujuan yang sama , untuk bersama-sama menjalankan ibadah (puasa) agar mencapai puncak rohaniah yang tertinggi dan termulia di sisi Allah swt. Untuk apa menjadi pejabat jika mempermudah kita berlumur dosa? Untuk apa menjadi konglomerat jika hanya akan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat?.

Ramadan kali ini adalah kesempatan bagi kita untuk berlomba-lomba mencapai tingkatan takwa. Kita mengalami defisit takwa. Orang yang bertakwa jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang jahat, kotor, dan tak bermoral.

Seandainya negara seperti Indonesia ini dipenuhi orang-orang yang bertakwa, krisis yang melanda tentu akan mudah teratasi. Kenapa demikian? Orang yang bertakwa akan selalu dibimbing Allah, diberi petunjuk ke jalan yang benar, sehingga mereka akan mampu memecahkan setiap permasalahan. Allah berjanji, Allah akan menjadi pembimbing bagi orang-orang yang bertakwa (QS. al-Jatsiyah: 19).

Jika Allah sudah menjadi pembimbing kita, tentu dia menunjuki kita ke jalan yang terang benderang. Allah pasti akan menuntun kita agar kaki kita tidak terperosok ke dalam lubang krisis yang sulit dilepaskan. Jika Allah membiarkan kita berjalan sendiri, bisa jadi kita lepas dari mulut singa tapi masuk ke mulut buaya. Sama saja.

Kita sedang kekurangan orang-orang yang dibimbing jalannya oleh Allah swt. Sebenarnya sudah lama kita mengidam-idamkan generasi muttaqin (yang bertakwa), tapi betul bahwa takwa sudah lama menjadi idaman, bahkan menjadi program. Harapan kita, pendidikan akhlak dan moral, termasuk ketakwaan kepada Allah swt, biarlah dikembalikan kepada yang bertanggung jawab, yaitu lembaga agama.

Jika benar-benar lahir generasi takwa di dunia ini, niscaya secara alami seluruh persoalan dunia dapat diatasi. Bukankah Allah mencintai hambanya yang bertakwa? Allah berfirman : "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa" (QS. ali-Imran: 76). Jika Allah sudah mencintai hamba-Nya, tentu Dia tidak rela hamba-Nya terus menerus berada dalam kesulitan. Allah pasti akan mengangkatnya dari "lumpur yang kotor" itu, kemudian memberi tempat yang terpuji dan mulia.

Jika kita lebih teliti lagi membaca Al Qur'an, ternyata Allah swt tidak hanya sekedar cinta, tapi selalu bersama-sama orang yang bertakwa. Ini janji yang luar biasa. Sekedar dikawal tentara yang bersenjata saja kita sudah merasa aman, apalagi jika kita dikawal Allah. Sekedar ditemani orang yang kita cintai saja sudah merasa tentram, apalagi ditemani Allah yang berfirman sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa (QS. al-Baqarah: 194).

Dengan janji-janji di atas, pantas jika kemudian Allah mengangkat orang yang bertakwa ke derajat yang paling mulia. Sebab mereka pastilah generasi yang menang , bukan yang menang-menangan. Artinya kemenangan yang mereka raih bukan sekedar untuk dirinya sendiri dengan merugikan pihak lain, tapi kemenangan yang sejati, kemenangan untuk semua. Dalam menyelesaikan masalah, mereka berprinsip win-win, menang sama menang, bukan kalah sama kalah.

Kepada mereka yang bertakwa, sekali lagi Allah menjanjikan "kesudahan yang baik (kemenangan) adalah untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. al-A'raf: 128). Sekarang tinggal kita, percaya atau tidak terhadap janji Allah, pasti ditepati. Dunia ini akan menjadi jaya, jika segenap penduduknya bertakwa. Ini suatu aksioma yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Allah berfirman: "Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" ( QS. al-A'raf 96).

Ada satu jalan suci yang dapat diraih oleh seluruh umat manusia untuk meraih segala kemuliaan itu, meraih ketakwaan dengan seluruh nafasnya. Jalan suci itu adalah berpuasa, khususnya berpuasa di bulan suci Ramadan. Di sana lah menunggu janji-jani Allah kepada kemuliaan dunia beserta isinya. Maka, rugilah bila kita tidak berpuasa.

1 Ramadhan 1430 H

Embun pagi masih bergelayut di dedaunan taman hijau depan rumahku... 

Kabut dingin masih menyelimuti angkasa dan menambah segarnya udara pagi ini.. 

Tak terasa sang mentari mulai menampakkan dirinya dan sinarnya mulai menyentuh hangat kulitku... 

Terpaku aku menatap sebuah kalender di dinding ruangan yang mengingatkan ku bahwa esok hari adalah 1 Ramadhan.. 

Bulan suci yang penuh keberkahan dan kebaikan yang selalu amat kurindukan.. . 

Ya Allah Ya Tuhanku... tak terasa air mataku mulai menetes... 

Terima kasih Ya Allah, Engkau masih memberikanku Waktu... 
Terima kasih Ya Allah, Engkau masih memberikanku Nikmat... 
Terima kasih Ya Allah, Engkau masih memberikanku Kesempatan.. . 
untuk menunaikan ibadah puasa tahun ini bersama keluarga & sahabatku terkasih.. 

Akupun tertunduk merenung... 

Apakah aku sekarang sudah lebih baik dari tahun kemarin ? 

Apakah aku sekarang sudah lebih bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan dari tahun kemarin ? 

Bahkan Engkau pun sudah sering mengingatkan ku : " Nikmat Tuhanmu mana lagi kah yang akan engkau dustakan ? "

Ibadah Puasa yang akan kita laksanakan bukanlah hanya semata-mata untuk membuktikan rasa keimanan kita kepada Tuhan, namun juga sebagai sarana peningkatan kualitas diri, 
sarana pelatihan dan penggemblengan pribadi kita, dengan harapan setelah melaluinya nanti kita akan menjadi pribadi-pribadi baru yang lebih baik. 

Dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadi kita, berarti seakan-akan kita telah berinvestasi dalam diri kita yang tentu nilainya tidak dapat kita hitung besarnya. 

Sehingga kita bisa lebih bernilai di hadapan orang lain dan juga dihadapanTuhan. 

Marilah kita melihat diri kita bukan sebagaimana adanya, tetapi sebagaimana bisa jadinya.   

Kita semua adalah para bintang yang sedang dalam proses menjadi.   
Dan jika kita telah memimpikan kebintangan, marilah kita mengikhlaskan diri untuk menjadi pribadi yang benar, yang santun, dan yang bersungguh-sungguh bagi kebaikan orang lain. 
  
Selalu katakanlah, 
 Tugasku adalah meningkatkan nilaiku bagi orang lain, agar meningkat nilaiku di hadapan Tuhan. 

......... 

Mudah-mudahan Tuhan menggunakan sekecil-kecilnya tanda bagi kita untuk memastikan kita mencapai sebesar-besarnya perubahan yang akan menjadikan kita sangat pantas bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidup. 

Semoga kita akan selalu terus memperbaiki kualitas pribadi kita untuk menjadi pribadi yang bernilai, menuju kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidup kita. 

" SELAMAT MELAKSANAKAN IBADAH PUASA "  bagi para sahabat yang menunaikannya .... 

Adab Melaksanakan Puasa

Sebagaimana semua ajaran Islam itu ada adab atau kode etiknya, maka shaum juga ada adabnya. Di antaranya :

1. Sahur (Makan Sahur). Bersabda Rasul Saw. : Bersahurlah kamu sekalian karena sahur itu ada berkahnya. (HR. Bukhari dan Muslim). Waktu sahur itu dari pertengahan malam sampai terbit fajar (saat waktu shalat subuh masuk). Tetapi diperlambat sampai mendekati terbit fajar lebihdianjurkan.

2. Menyegerakan berbuka, yakni setelah tau waktu maghrib / tenggelam matahari maka segeralah berbuka. Bersabda Rasul Saw. : Manusia senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Berdoa waktu berbuka dan sepanjang melaksanakan shaum. Dari Abdullah Bin Amr Bin Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Saw. berkata : Sesungguhnya bagi orang yang sedang shaum saat berbuka doanya tidak ditolak. (HR. Ibnu Majah) Dalam hadits lain Rasul bersabda : Ada tiga do’a yang tidak akan ditolak Allah; orang yang shaum sampai dia berbuka, imam (pemimpin) yang adil dan oang yang tezhalimi (teraniaya). (HR. Tirmizi).

Adapun doa saat berbuka ialah :

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Telah hilang haus dan telah basah tenggorokan dan telah tetap pahala insyaa Allah. (HR. Tirmizi)

4. Menahan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan shaum (menahan diri dari berbagai dorongan syahwat yang halal dan yang haram), karena shaum adalah salah satu cara taqarrub pada Allah yang amat mahal. Sebab itu tidak sepantasnya shaum itu hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, akan tetapi menahan semua apa saja yang akan mencederai nilai-nilai mulia yang ada dalam shaum. (Dalam sub tema : Kunci Sukses Training Manajemen Syahwat Ramadhan akan dijelaskan secara rinci)

5. Bersiwak dengan kayu arak atau benda lain yang menyucikan mulut seperti sikat gigi.

6. Berjiwa dermawan dan mempelajari Al-Qur’an. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dia berkata : Adalah Rasul Saw. orang yang paling dermawan. Namun, di bulan Ramadhan lebih dermawan lagi ketika bertemu Jibril. Beliu liqo (bertemu) Jibril setiap malam dari bulan Ramadhan, maka Beliau belajar Al-Qur’an dari Jibril. Maka Rasul Saw. dalam kedermawanannya lebih cepat dari angin kencang. (HR. Bukhari)

7. Bersungguh-Sungguh Beribadah Pada 10 Hari Terakhir Ramadhan. Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata bahwa Nabi Saw. apabila masuk 10 hari terakhir Ramadhan Beliau menghidupkan sepanjang malam (dengan ibadah), membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya. (HR. Bukhari)

4.6. Siapa Saja yang Dapat Dispensasi Berbuka, Tapi Wajib Membayar
Fidyah (Denda)?

Kendati shaum itu wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah yang berakal dan sudah baligh (remaja), tetapi Allah memberikan keringanan kepada orang-orang yang termasuk ke dalam kategori berikut :

a. Orang-orang yang sudah tua Bangka.
b. Orang-orang sakit yang kecil kemungkinan dapat sembuh.
c. Para pekerja keras di pelabuhan, bangunan dan sebagainya yang tidak punya sumber kehidupan lain selain pekerjaan tersebut. Syaratnya ialah jika mereka shaum mereka akan mengalami kesulitan atau beban fisik yang sangat kuat sehingga menyulitkan mereka melaksankan pekerjaan. Namun bagi yang kuat, maka shaum lebih baik.

Ketiga golongan / kategori tersebut mendapatkan dispensasi untuk tidak shaum di bulan Ramadhan. Akan tetapi, mereka wajib membayar fidyah (denda) sebanyak satu liter makanan / beras untuk setiap hari shaum yang ditinggalkan. Makanan / beras tersebut diberikan kepada orang-orang miskin yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.


d. Terkait wanita hamil dan menyusui, menurut imam Ahmad dan Syafi’i, jika mereka shaum itu berefek buruk terhadap janin dan anak mereka saja, maka mereka dapat dispensasi tidak shaum, tapi mereka harus mengqadha’nya serta membayar fidyah. Namun, jika shaum itu hanya berimplikasi negative terhadap diri mereka saja atau terhadap anak mereka saja, maka mereka hanya wajib mengqadha’nya. Satu hal yang perlu dicatat ialah bahwa pengaruh negative tersebut haruslah berdasarkan pendapat ahli kesehatan yang amanah secara keilmuan dan ketaqwaannya.


4.7. Siapa Saja Yang Dapat Dispensasi Berbuka, Tapi Wajib Qadha’ (menggantinya di hari lain)?

Adapun golongan yang mendapat dispensasi shaum akan tetapi mereka harus membayar / mengqadha’ pada hari yang lain di luar bulan Ramadhan ialah orang yang sakit dan tidak kuat untuk menunaikan shaum dan juga yang sedang musafir/ perjalanan untuk berperang di jalan Allah, berdagang dan berbagai keperluan lain yang bersifat primer, bukan sekunder seperti perjalanan wisata dan sebagainya. Dalam sebuah hadits dijelaskan : Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata : Dulu kami berperang bersama Rasul Saw di bulan Ramadhan. Di antara kami ada yang shaum dan ada yang berbuka. Bagi yang shaum tidak mempengaruhi yang berbuka dan bagi yang berbuka tidak mempengaruhi yang shaum. Kemudian bagi yang melihat dirinya kuat menjalankan shaum dia lakuakn dan itulah yang terbaik baginya dan bagi yang merasa dirinya lemah, maka ia berbuka, itulah yang terbaik baginya. (HR. Ahamd dan Muslim)