23 September 2009

Tetap Sehat Pasca Lebaran

Senin, 21 September 2009 13:36:58 

Oleh: Dr. Anna Uyainah ZN, SpPD, K-P, MARS

Ramadhan telah pergi, sebulan berpuasa usai sudah. Saatnya lebaran dan makan boleh kapan saja. Di rumah tersedia  makanan dan minuman yang beraneka ragam. Akankah kita ikuti hawa nafsu kita untuk mengonsumsi apa yang tersedia?

Kita semua pasti telah menyadari bahwa sebagian besar penyakit bersumber dari makanan dan minuman yang berlebihan, tidak seimbang dan kadang diikuti kurangnya kebersihan dari makanan dan minuman yang disantap.

Penyakit apa saja yang sering timbul dan penyakit apa saja yang menjadi lebih berat pasca lebaran? Dan bagaimana pola penyakitnya serta bagaimana cara menyikapi   apabila terkena penyakit tersebut:

  1. Penyakit  ISPA (Infeksi Saluran Napas Akut) biasanya mempunyai gejala batuk, pilek dan demam, nyeri/gatal/rasa kering tenggorokan, kadang suara menjadi parau. Penyakit ini disebabkan karena iritasi  saluran napas atas yang biasanya disebabkan makanan/ minuman yang mengiritasi saluran napas atas atau diawali dari pilek yang menyebabkan saluran napas mudah teriritasi. Bagi penderita penyakit ini perlu berhati-hati terhadap makanan yang terlalu berlemak karena dapat mengiritasi tenggorokan dan akan mengeluarkan lendir yang merangsang batuk. Minuman bersoda,minuman dingin, dan minuman yang berpengawet juga harus dihindari.
  2. Penyakit diare, biasanya timbul karena masuknya makanan dan minuman yang kurang berimbang dan dalam jumlah berlebihan, padahal selama berpuasa 1 bulan perut sudah terbiasa kosong, sehingga organ pencernaan kurang siap. Apalagi makanan dan minuman yang sudah tercemar bakteri, akan menyebabkan terinfeksinya saluran cerna yang akan menyebabkan diare yang berat. Untuk itu sebaiknya mengatur pola makan, jumlah makanan, serta hindari makanan yang kemungkinan tercemar bakteri. Pasca lebaran sering terlihat tumpukan sampah karena pekerja-pekerja yang membersihkan ikut berlebaran, sehingga sampah-sampah terabaikan dan menjadi tempat berkembangnya lalat, nyamuk, dan tikus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
  3. Penyakit demam typhoid ( penyakit tifus), timbul karena makanan yang dikonsumsi tercemar kuman typhoid yang ditularkan melalui lalat kedalam makanan. Cara penularannya sama dengan diare. Lalat menghinggap pada tumpukan sampah yang mengandung kuman typhoid kemudian hinggap pada makanan lalu makanan tersebut kita makan. Memang tidak tampak dengan kasat mata, kelihatannya makanan tetap bersih apalagi kalau lalatnya tidak kita lihat, kita tidak berpikir bahwa dalam makanan tersebut telah ada kuman typhoid. Untuk itu hindari makanan yang kemungkinan besar dihinggapi lalat, misalnya makanan yang tidak tertutup atau bila jajanan dekat tumpukan sampah.
  4. Penyakit maag biasanya dicetuskan oleh makanan yang merangsang terbentuknya produksi asam lambung yang berlebihan. Penderita maag ini perlu waspada terhadap makanan yang meningkatkan  produksi asam lambung, diantaranya rasa pedas, asam, minuman bersoda, minuman berpengawet, dan lain-lain. Juga hindari makanan dalam jumlah berlebihan sekali gus. Makanlah dalam jumlah sedikit dan sering, sehingga pencernaan kita akan lebih beradaptasi dibandingkan makan sekaligus dalam jumlah besar.
  5. Penyakit hiperkolesterol, yaitu tingginya kadar kolesterol dalam darah. Penderita ini harus berhati-hati mengatur pola makan, karena pada saat lebaran makanan yang disediakan biasanya tinggi kolesterol. Bila mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol, maka kolesterol dalam darah akan semakin meningkat dan akan menimbulkan berbagai penyakit diantaranya stroke, gangguan jantung, hipertensi, dan lain-lain. Untuk mencegah meningkatnya kolesterol selain mengatur pola makan, juga diperlukan olah raga yang teratur, seperti jalan kaki, senam, dan lain-lain.
  6. Penyakit  peningkatan asam urat, biasanya disebabkan karena mengonsumsi makanan yang tinggi asam uratnya. Untuk itu hindari makanan tinggi kandungan asam urat diantaranya yang terbuat dari jeroan (usus, limpa, paru, hati, jantung), otak, kerang, udang, cumi, kacang-kacangan, emping, dan daun singkong. Selain itu penderita asam urat sebaiknya banyak minum air putih untuk membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
  7. Penyakit hipertensi sering meningkat saat lebaran karena pola makan. Untuk penderita hipertensi harus menghindari asin, garam jangan berlebihan atau pakai garam pengganti. Hindari juga kolesterol dan makanan yang diawetkan. Sebaiknya tidak mengonsumsi daging kambing. Rokok dan kopi juga harus dihindari. Penyakit stroke akibat hipertensi sering ditemukan pasca lebaran. Biasanya timbul karena penderita hipertensi tidak mengatur pola makannya.
  8. Penyakit stroke, yaitu kelumpuhan badan yang bisa ringan ataupun berat. Penyakit stroke juga berhubungan dengan makanan. Untuk itu perlu menghindari makanan yang terlalu asin bagi penderita hipertensi agar tekanan darah tidak semakin meningkat dan tidak jatuh dalam stroke. Juga hindari makanan yang banyak mengandung kolesterol yang juga dapat menyebabkan stroke.
  9. Penyakit  diabetes sering menjadi lebih berat atau gula darahnya meningkat saat lebaran disebabkan karena tidak mengatur pola makan. Untuk itu disarankan mengurangi makanan dan minuman terutama  yang manis agar kadar gula terkontrol. Sebaiknya pilih pemanis pengganti. Jumlah kalori pun harus dibatasi. Pilih makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks, karena karbohidrat jenis ini diserap secara perlahan oleh tubuh, sehingga kadar gula darah dalam tubuh naik secara perlahan. Karbohidrat jenis ini mengandung banyak serat dan vitamin. Jenis  karbohidrat kompleks diantaranya nasi, roti, kentang, jagung, dan umbi. Namun tetap yang harus diingat adalah asupannya yang sesuai kebutuhan.
  10. Penyakit jantung sering  juga menjadi berat saat lebaran, selain karena pola makan yang kurang baik, juga aktivitas yang berlebihan, misalnya bepergian atau terlalu lelah menerima tamu dirumah dan bekerja ekstra karena tidak adanya pembantu rumah tangga. Aktivitas tersebut dipaksakan di luar kemampuan tubuh dimana pompa jantung tidak mampu lagi bekerja dengan baik, sehingga timbul gagal jantung dan terasa sesak napas yang semakin memberat. Untuk itu bagi penderita jantung dianjurkan batasi aktivitas, jangan terlalu lelah dan banyak istirahat.

Bagaimana sebaiknya menyikapi suasana lebaran agar terhindar penyakit pasca lebaran dan tidak memberatnya penyakit kronik yang telah diderita? Perhatikan kiat-kiat berikut.

  1. Makanlah secukupnya dan  jangan berlebihan.
  2. Makanan harus berimbang antara karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
  3. Hati-hati dalam makanan jajanan. Belilah makanan yang bersih, tertutup, dan terhindar dari lalat.
  4. Jangan lupa tetap olahraga dan perhatikan waktu untuk istirahat.

Sebenarnya bila kita menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari maka niscaya kesehatan kita akan terpelihara. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf [7]: 31 yang artinya: ”Wahai anak Adam, pakailah pakaian yang indah disetiap memasuki masjid. Makan dan minumlah, jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

Jadi kalau kita ikuti ayat tersebut, tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman  maka Allah menyukai kita, dan Insya Allah kesehatan badan kita akan terpelihara. Amin.

Dan juga ada cara lain yang baik untuk menghindari penyakit-penyakit di atas. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Kalau kita menjalankan puasa syawal 6 hari selain mendapat pahala seperti puasa 1 tahun, kita juga dapat menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit-penyakit di atas. Saat lebaran di rumah banyak makanan, ke rumah saudara/kerabat banyak makanan. Bila kita tidak berpuasa pasti kita lahap semua, sedikit dan sedikit lama-lama menjadi bukit dan akan menimbulkan penyakit. Tapi, seandainya saat berlimpah makanan kita berpuasa, maka Insya Allah saat siang kita tidak makan dan saat berbuka serta di malam hari kita dapat menahan nafsu untuk makan berlebihan dan mampu mengatur pola makan. Maka beruntunglah bagi yang melakukan puasa syawal, semakin sehat dan semakin dekat dengan Allah SWT. Amin.

Minal ’Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin...

20 September 2009

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H

Allah SWT berfirman : “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS al-A’raf [7]:199-201)

Sabda Rasulullah saw :
“Janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki dan iri, dan jangan pula saling memusuhi, jadilah bersaudara sesama hamba Allah, dan tiadalah halal bagi muslim untuk memutus hubungan / memusuhi saudara muslimnya lebih dari tiga hari” (Shahih Bukhari) 

Sesungguhnya sesama muslimin itu bersaudara, persaudaraan yang lebih erat daripada persaudaraan pertalian darah. 
Karena kalau persaudaraan pertalian darah kalau wafat terpisah, tapi kalau saudara seiman, wafat lalu hidupnya di alam barzah dan di akhirat tidak akan pernah terpisah. 
Semakin kita menyambung hubungan silaturahmi dengan manusia, sesama iman, sesama muslimin – muslimat, maka Allah Swt akan semakin menyambung Kasih Sayang-Nya kepada kita. 
Semakin seseorang tidak memiliki kebencian kepada orang lainnya, makin indah hidupnya di dunia dan akhirat. 
Allah SWT menciptakan manusia dari berbagai suku serta bangsa, agar mereka bisa saling mengenal. 
Karena pada dasarnya manusia bukanlah makhluk individu, tetapi saling membutuhkan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.

Islam tidak hanya mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga hubungan kepada Allah, tetapi juga menjaga hubungan terhadap sesama. 
Sebagaimana firman-Nya : 
"Dan bertaqwalah, yang dengan (mempergunakan) Nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu" (Q.S An-Nisa :1)
Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapat balasan di dunia berupa: kedekatan kepada Allah, rezekinya diluaskan, umurnya dipanjangkan, rumahnya dimakmurkan, tercegah dari mati dengan cara tidak baik, dicintai Allah dan dicintai keluarganya. 

Yang lebih penting dari itu semua, di akhirat kelak, ia akan mendapat balasan surga dari Allah SWT: Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, "Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga". Rasulullah menjawab; "Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahmi". (HR. Bukhari).

Menyambung tali silaturahmi itu hukumnya wajib, terutama bagi sesama muslim & diharamkan untuk memutuskannya. 
Sebagaimana sabda Rasulullah : 
"Tidak ada satu kebaikanpun yg pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak ada satu dosapun yg adzabnya lebih cepat diperoleh, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi"
"Rahmat Allah tidak akan turun ke atas suatu kaum, jika didalamnya ada orang yg memutuskan silaturahmi" 

Bahkan menurut Rasulullah, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yg suka menyambung tali silaturahmi, Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya. (Mutafaq 'alaih) dari Anas r.a 

dalam riwayat lain Rasulullah s.a.w bersabda : 
" Barangsiapa mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman masuk kedalam surga" (Kanzul 'Ummal) dari Ali r.a 

Menyambung silaturahmi dapat diwujudkan dengan berbagai cara, saling mengucap salam, memberi pertolongan, bersikap ramah dan berbuat baik kepada sesama. dan alangkah lebih baiknya bilamana kita mau berkunjung ketempat tinggalnya

Kenapa kita diharamkan untuk memutus tali silaturahmi, pernah diriwayatkan bahwa Sahabat Rasul (Baqir r.a) mendapat wasiat dari ayahnya (Imam Zainudin r.a) 
"Janganlah duduk bersama lima jenis manusia, jangan berbicara kepada mereka, bahkan jangan berjalan bersamanya": 
1. orang Fasik, karena ia akan menjualmu hanya untuk sesuap makanan. 
2. Orang Bakhil, karena ia akan memutuskan hubungan disaat kita memerlukan. 
3. Pembohong, karena ia akan senantiasa menipumu. 
4. Orang Bodoh, karena keinginannya utk memberi manfaat bagimu, namun karena kebodohannya, ia justru merugikanmu. 
5. Orang yg memutuskan tali silaturahmi, karenanya jangan berdekatan dengannya.

Dari 'Aisyah ra katanya: Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang suka bermusuh-musuhan." (Riwayat Bukhari)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al-Hujuuraat:11)

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk-sangka(kecurigaan), karena sebagian dari buruk-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah mengumpat satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(Surah Al-Hujuuraat:12)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW telah bersabda: "Adakah kamu tahu siapakah orang papa-miskin (muflis) pada Hari Kiamat?" Jawab sahabat, "Orang papa-miskin yang kami tahu ialah orang yang habis uang dan harta bendanya. "Baginda bersabda lagi: "Sesungguhnya orang yang papa-miskin pada hari itu ialah orang yang mengerjakan sembahyang, puasa dan berzakat, di samping itu mereka suka mencaci atau memaki, menuduh dengan sewenang-wenang, memakan harta orang lain, membunuh manusia dengan kejam dan memukul orang yang tidak bersalah. Segala amal kebajikannya yang dikerjakannya akan digunakan bagi menampung kesalahan dan kejahatan yang dilakukannya. Sekiranya kebajikannya tidak cukup, maka baki kesalahannya akan dicampur dengan kesalahan orang yang dianiaya lalu dibebankan kepadanya, kemudian ia dicampakkan kedalam neraka." (Riwayat Muslim)

Saudara saudariku, marilah manfaatkan waktu kita yang sedikit ini dalam momentum akhir Ramdhan dan jelang menyambut hari kemenangan nan Fitri di bulan Syawal, untuk memberi maaf kepada saudara, sahabat, ataupun kerabat yang pernah menggoreskan luka dihati kita.

Berilah keikhlasan sehingga memudahkan datangnya ampunan Allah kepada orang-orang yang pernah berbuat salah kepada kita, karena sesungguhnya Allah Maha Agung dan Maha Adil serta Maha Pengasih dan Penyayang, karena memberi begitu banyak keadilan bagi orang-orang yang dizalimi maupun para penzalim yang bertobat.

Semoga Ramadhan kali ini benar-benar menjadi pembersih hati bagi kita semua untuk menjadi pemaaf sejati. Semoga nikmat Allah tercurah kepada para pemaaf dan mereka yang dimaafkan juga mendapat hidayah untuk berbuat lebih baik.

Semoga bermanfaat

17 September 2009

DALIL PUASA SUNNAT ENAM HARI DI BULAN SYAWAL

Rasulullah s.a.w. bersabda : 
“Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadhan dan kemudian dia mengikutkannya dengan puasa enam hari dari bulan Syawwal, maka dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun.”

Sahih: Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadits no: 1164 (Kitab al-Siyam, Bab disunnatkan berpuasa enam hari dari bulan Syawal)

DERAJAT HADIST PUASA SUNNAT ENAM HARI SYAWAL.

Hadits yang menjadi dalil puasa sunnat enam hari di bulan Syawal adalah shahih sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya.

Ada segelintir orang yang meragukan keshahihan hadits ini. Keraguan tersebut adalah sia-sia karena hadits ini diriwayatkan dari beberapa sahabat dan memiliki banyak jalan periwayatan. Syaikh Abdullah bin Abdul Rahman al-Bassam menjelaskan:
"Hadits ini nyata keshahihannya, ia datang dengan tiga jalan periwayatan selain jalan di atas (yang dikemukakan oleh Imam Muslim). 

HUKUM PUASA SUNNAT ENAM HARI SYAWAL

Hukumnya adalah sunnat sebagaimana jelas Syaikh Abdullah al-Bassam: "Disunnatkan berpuasa enam hari (dibulan Syawal), ini merupakan mazhab al-Salaf dan al-Khalaf serta jumhur ulama, termasuklah Imam Abu Hanifah, Imam al-Syafi'e dan Imam Ahmad." [Taudhihal-Ahkam,jld.3,ms.533]

KAPANKAH DIMULAI PUASA SUNNAT ENAM HARI SYAWAL?

Puasa sunnat enam Syawal paling awal dimulakan pada 2 Syawal. Ini karena tanggal 1 Syawal adalah hari idul Fitri dan kita dilarang berpuasa pada hari tersebut. Abu Sa`id al-Khudri berkata: "Nabi s.a.w. melarang puasa pada hari idul Fitri dan idul Adha." 
[Sahih: Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya, hadits no: 1991 (Kitab al-Shaum, Bab berpuasa pada hari Aidil Fitri).]

BAGAIMANA MELAKSANAKAN PUASA SUNNAT ENAM SYAWAL?

Syarat dan adab bagi puasa sunnat enam hari dibulan Syawal sama seperti puasa wajib pada bulan Ramadhan. Hanya saja ia boleh dilakukan dengan tidak berurutan atau terus menerus asalkan jumlahnya enam hari sebelum berakhirnya bulan Syawal. 

Karena Rasulullah s.a.w. menganjurkan puasa sunnat enam hari ini secara umum tanpa memberi ketentuan hari-harinya sehingga dipahami bahwa puasa enam tersebut boleh dilaksanakan pada hari mana saja asalkan masih dalam bulan Syawal .

Akan tetapi lebih afdhal disegerakan pelaksanaan puasa enam Syawal berdasarkan keumuman firman Allah s.w.t.: "Dan segeralah kamu kepada (mengerjakan amal-amal yang baik untuk mendapat) keampunan dari Tuhan kamu, dan (ke arah mendapatkan) Syurga yang bidangnya seluas segala langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa."
[Surah Ali Imran 3:133]

TIDAK ADA HARI RAYA SELEPAS PUASA SUNNAT ENAM HARI SYAWAL

Sebahagian orang ada yang menyambut Hari Raya pada 1 Syawal dengan perasaan hambar dan kekosongan. Bagi mereka, Hari Raya yang memiliki arti sambutan dan kegembiraan sepenuhnya ialah pada hari selepas mereka menggenapkan puasa sunnat enam Syawal. Ini adalah satu BID’AH yang mungkar. Hari perayaan keagamaan dalam Islam hanya dua :

1. Hari Raya Idul Fitri dan
2. Hari Raya Idul Adha.

Dua hari ini bukanlah sesuatu yang dibuat-buat manusia tetapi disyari`atkan oleh Tuhan yang mencipta manusia, yakni Allah s.w.t.. 

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah mengantikan untuk kalian dua perayaan yang lebih baik dari perayaan (zaman jahiliyah),yaitu Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri." Sahih: Dikeluarkan oleh Abu Daud dan dinilai sahih oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud, hadits no: 1134 (Kitab al-Shalat, Bab shalat dua hari raya)

Oleh itu hari perayaan keagamaan dalam Islam hanya dua, hanya pada dua hari inilah kita menyambut dengan penuh kegembiraan kerana ia disyariatkan oleh Allah s.w.t.. Tidak ada hari perayaan setelah genapnya puasa sunnat enam hari dibulan Syawal.

Melaksanakan Puasa Sunnat Enam Syawal Sebelum Mengqadha Puasa Ramadhan.

Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama, dibolehkan berpuasa sunnat enam Syawal jika seseorang itu memiliki hutang puasa Ramadhan yang belum diqadhanya? 

PENDAPAT PERTAMA: 

Membolehkannya berdasarkan dalil bahwa Aisyah radhiallahu 'anha pernah mengakhirkan hutang puasa Ramadhan yang perlu diqadhanya hingga ke bulan Sya'ban yang akan datang.

Aisyah berkata: "Aku memiliki hutang puasa bulan Ramadhan. Aku tidak mampu mengqadhanya kecuali pada bulan Sya'ban karena sibuk (melayani) Rasulullah s.a.w.."

[Sahih: Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadits no: 1146 (Kitab al-Siyam, Bab mengqadha puasa Ramadhan pada bulan Syawal).

Dalam Shahih al-Bukhari, hadits no: 1950, penjelasan "karena sibuk melayani Rasulullah" ialah penjelasan salah seorang perawi hadits yang bernama Yahya bin Sa`id.

Para ilmuan yang mengemukakan pendapat pertama mengambil kesimpulan bahwa tidak mungkin isteri Rasulullah, yakni Aisyah, tidak melaksanakan puasa sunnat enam Syawal. Pasti beliau melaksanakannya dan tindakan beliau yang mengqadha puasa Ramadhan pada bulan Sya'ban menunjukkan dibolehkan berpuasa sunnat enam Syawal sekali pun seseorang itu memiliki hutang puasa Ramadhan. Juga karena mengqadha puasa merupakan wajib muwassa' yaitu suatu kewajiban yang boleh dilakukan dalam waktu yang luas dan tidak harus segera dikerjakan.

PENDAPAT KEDUA:

Tidak boleh puasa syawal sebelum mengqadha puasa ramadhan. Hal ini berdasarkan hadits yang menganjurkan puasa sunnat enam Syawal setelah melakukan puasa ramadhan.

Hadits tersebut berbunyi: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dia mengiringinya dengan enam hari dari bulan Syawal maka itu seperti berpuasa sepanjang tahun."

Rasulullah s.a.w. mensyaratkan "berpuasa Ramadhan" terlebih dahulu, kemudian barulah "mengiringinya dengan enam hari dari bulan Syawal". Ini menunjukkan puasa sunnat enam Syawal hanya dilaksanakan sesudah seseorang itu menggenapkan puasa Ramadhannya. Jika ada puasa Ramadhan ditinggalkan, ia perlu diqadha terlebih dahulu. Kemudian barulah diiringi dengan puasa sunnat enam Syawal.

PENDAPAT YANG KUAT ialah pendapat PERTAMA karena alasan mereka yang cukup kuat, hanya saja sebaiknya seseorang segera membayar hutangnya sehingga ia segera terbebas dari kewajiban yang dipikulnya.

Semoga bermanfaat

Zakat Fitrah

Ta’rif dan Hukumnya

Zakat atau sedekah fitrah adalah zakat yang disebabkan datangnya Idul Fitri setelah Ramadhan. Diwajibkan pada tahun kedua hijriyah bersamaan dengan kewajiban puasa dan berbeda dengan zakat-zakat yang lainnya karena zakat ini wajib atas setiap orang, bukan atas kekayaan.

Jumhurul ulama bersepakat bahwa zakat fitrah itu hukumnya wajib, seperti dalam hadits Ibnu Umar bahwa, “Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah dari bulan Ramadhan satu sha’ kurma dan gandum atas setiap orang merdeka atau budak sahaya, laki-laki dan wanita umat Islam ini.” (Al-Jama’ah). Demikianlah pendapat empat madzhab. Rasulullah saw. telah menjelaskan hikmah zakat fitrah, yaitu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia yang sangat sulit dihindari saat sedang berpuasa. Zakat fitrah juga menjadi makanan fakir miskin pada Hari Raya sehingga mereka semua dapat merayakan Idul Fitri dengan senang dan bahagia.

Siapa yang diwajibkan?

Zakat ini diwajibkan kepada setiap muslim, baik merdeka atau budak, laki-laki atau wanita, besar atau kecil, kaya atau miskin. Seorang laki-laki mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang isteri mengeluarkan zakat untuk dirinya atau oleh suaminya. Tidak wajib dibayarkan untuk bayi yang masih dalam kandungan, meskipun disunnahkan menurut Ahmad bin Hanbal. Jumhurul ulama mensyaratkan zakat itu kepada seorang muslim yang memiliki kelebihan makanan pada Hari Ied itu sebesar zakat fitrah yang menjadi kewajibannya. Hutang yang belum jatuh tempo tidak boleh menggeser kewajiban zakat, berbeda dengan hutang yang sudah jatuh tempo (yang harus dibayar seketika itu).

Besar Zakat Fitrah

Tiga ulama (Malik, Syafi’i, dan Ahmad) telah bersepakat bersama jumhurul ulama bahwa zakat fitrah itu sebesar satu sha’ kurma, gandum, atau makanan lain yang menjadi makanan pokok negeri yang bersangkutan. Seperti yang ada dalam hadits di atas juga hadits Abu Said Al-Khudri, “Kami pernah membayar zakat fitrah dan Rasulullah saw. bersama kami, berupa satu sha’ makanan, atau kurma, atau gandum. Seperti itu kami membayar zakat, sampai di zaman Muawiyah datang di Madinah yang mengatakan, ‘Sekarang saya berpendapat bahwa dua mud gandum Syam itu sama dengan satu sha’ kurma.’ Lalu pendapat ini dipakai kaum muslimin saat itu.” (Al-Jama’ah). Madzhab Hanafi berpendapat bahwa zakat fitrah itu sebesar satu sha’ dari semua jenis makanan.

Satu sha’ adalah empat sendokan dengan dua telapak tangan orang dewasa standar atau empat mud. Karena satu mud itu juga sebesar sendokan dengan dua telapak tangan orang dewasa standar, jika dikonversi sekitar 2.176 gr. Zakat fitrah dikeluarkan dari makanan pokok mayoritas penduduk di suatu negeri, atau dari mayoritas makanan pokok muzakki jika lebih baik dari pada makanan pokok negeri mustahik. Demikianlah pendapat jumhurul ulama.

Diperbolehkan membayar dengan nilai uang satu sha’ jika lebih bermanfaat bagi fakir miskin. Demikianlah pendapat madzhab Hanafi, yang diriwayatkan pula dari Umar bin Abdul Aziz dan Hasan Al Bashri, pendapat yang lebih mudah dikerjakan pada masa sekarang ini.

Waktu Membayarkannya 

Zakat fitrah wajib dibayar oleh orang yang bertemu dengan terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Ramadhan. Ini menurut madzhab Syafi’i. Atau yang bertemu dengan terbit fajar Hari Ied, menurut madzhab Hanafi dan Maliki.

Wajib mengeluarkan zakat fitrah sebelum shalat Ied, seperti dalam hadits Ibnu Abbas. Diperbolehkan membayarnya lebih awal sejak masuk bulan Ramadhan, menurut madzhab Syafi’i. Dan yang utama mengakhirkannya satu atau dua hari menjelang Iedul Fitri. Demikianlah pendapat yang dipegang oleh madzhab Maliki. Diperbolehkan mendahulukannya sampai awal tahun menurut madzhab Hanafi, beralasan bahwa namanya tetap zakat. Dan menurut madzhab Hanbali diperbolehkan mensegerakannya mulai dari separuh kedua bulan Ramadhan.

Kepada Siapa Zakat Ini Dibagikan?

Para ulama bersepakat bahwa zakat fitrah ini dibagikan kepada fakir 
miskin kaum muslimin. Abu Hanifah memperbolehkan pembagianya kepada fakir miskin ahli dzimmah (orang kafir yang hidup di dalam perlindungan pemerintahan Islam).

Prinsipnya bahwa zakat fitrah itu diwajibkan untuk dibagkan kepada fakir miskin, sehingga tidak diberikan kepada delapan ashnaf lainnya. Kecuali jika ada kemaslahatan atau kebutuhan lain. Zakat ini juga hanya dibagikan di negeri zakat itu diambil, kecuali jika di negeri itu tidak ada fakir miskin, diperbolehkan untuk memindahkannya ke negara lain.
Zakat fitrah tidak boleh dibagikan kepada orang yang tidak boleh menerima zakat mal seperti orang murtad, fasik yang mengganggu kaum muslimin, anak, orang tua, atau isteri.

14 September 2009

Tips Mudik Aman dan Nyaman

Lebaran sudah diambang pintu, saatnya merayakan kemenangan setelah sebulan lamanya berpuasa menahan segala lapar dan nafsu, saatnya saling memaafkan atas segala dosa yang diperbuat dan saatnya mudik ke kampung halaman.

Mudik atau pulang kampung bukan suatu beban berat bagi yang kebetulan kampung halamannya bisa ditempuh dalam hitungan jam, namun bagi yang harus menempuh perjalanan seharian atau bahkan berhari-hari apalagi dengan membawa kendaraan pribadi, acara mudik harus dipersiapkan benar-benar, terutama kondisi fisik. Hal ini untuk menciptakan rasa aman dan nyaman selama perjalanan.

Yang tak kalah pentingnya adalah kondisi kendaraan, pastikan jauh-jauh hari bahwa kendaraan yang akan dipakai sudah siap 'tempur'. Berikut tips mudik bagi anda yang hendak bersilahturahmi kepada keluarga di kampung halaman :

Meninggalkan Milis

Bagi anda yang aktif bergabung dengan sebuah milis, pastikan anda merubahmessage delivery sehingga anda tidak mengalami kelebihan kapasitas yang berpotensi membuat anda kena bounching.

Untuk perubahan ini mudah saja, anda tinggal mengirim email kepada moderator untuk permohonan berhenti dari milis atau menerima diggest (rangkuman email perhari).

Kondisi Tubuh

Pastikan bahwa sebelum mudik anda dan keluarga berada dalam kondisi yang fit. Terutama bagi driver

Kondisi Mobil dan Perlengkapan Mobil

Sebelum dipakai 'bertempur' alias mudik, periksakan kondisi kendaraan anda di bengkel langganan ((tune-up komplit, rem, ban, wiper, radiator, tali kipas/AC, aki, dll). Dan jangan lupa membawa perlengkapan alat-alat mobil (tools kit), dongkrak, tali derek, ban serep, kotak P3K, segitiga pengaman, kunci roda palang, senter,dll.

Bawa Air Mentah

Bawalah air mentah di dalam jerigen 5 liter atau jika tidak ada jerigen bisa memakai bekas botol air mineral besar (1 literan) untuk mengisi radiator bila kurang. Ar juga bisa untuk mencuci tangan bila selesai ganti ban kalau bocor atau kempes. Tak ada salahnya ada juga membawa sabun. Air ini juga berguna bila bawa anak kecil/bayi tiba-tiba 'pup' saat kita tengah berada di daerah yang sulit air (misalnya: sawah, hutan)

Bekal Makanan

Pastikan anda membawa bekal makanan yang praktis dan bisa dimakan sambil terus berkendara. Saat mudik disarankan untuk tidak asal makan di restoran/rumah makan tempat pemberhentian Bus Antar Kota karena di saat-saat seperti itu dikhawatirkan cara masak dan mencuci piringnya kurang bersih karena pengunjung sangat padat dan banyak yang harus dilayani.

Lebih terjamin bila anda membawa makanan sendiri. Tapi kalau bekal habis anda bisa masuk ke dalam kota dimana anda lewat untuk mencari restoran fast food fried chiken. Yang pasti anak-anak suka dan lebih baik kebersihannya.

Packing Barang/ Muatan Dengan Benar

Urutkan barang/ muatan berdasarkan tingkat kebutuhan. Yang memiliki kemungkinan sangat besar dibutuhkan saat dalam perjalanan diletakkan di tempat atau posisi yang paling mudah dikeluarkan. Supaya tidak perlu bongkar muat tiap kali butuh sesuatu.

Kebelet Pipis

Ini adalah masalah rutin para pemudik. Untuk anak-anak dan laki-laki sih hal ini bukan masalah besar, tinggal berhenti saja di pinggir jalan dan beres deh. Tapi untuk para wanita ini bukanlah hal yang mudah. Untuk mengatasinya carilah pompa bensin yang besar pasti ada toiletnya yang cukup bersih, bila kotor, cari lagi berjalan beberapa kilometer. Atau anda bisa juga mencari Wartel, Kantor Polisi, Pusat Pertokoan, Losmen, Hotel, Masjid, dll.

Raja Setan Jalanan

Yang harus diingat adalah jika kita berkendara dengan mobil pribadi di Jalur Pantura adalah siap mengalah dengan Bus Antar Kota/Propinsi, mereka ini "Raja Setan Jalanan Pantura". Jangan coba-coba adu balap meski kita ada di jalur yang benar. Bila dari arah berlawanan tiba-tiba ada Bus yang melancangi truk gandeng yang berjalan lamban, Anda harus siap mengurangi kecepatan dan minggir ke kiri.

Bahkan bila perlu turun/keluar dari jalan aspal. Jangan ambil resiko, lebih baik mengalah. Bukankah Anda dan keluarga ingin tiba di kampung halaman dengan selamat?

Si Keong dan Si Kura-Kura

Lain bus lain lagi truk gandeng maupun truk engkel. Kalau truk-truk ini dikenalnya sebagai si Keong atau si Kura-Kura karena begitu lamban jalannya. Bagi mereka yang sering lewat Pantura pasti tahu betapa menjengkelkannya kendaran ini. Sudah jalnnya lambat, mereka 'ngotot' berjalan di jalur kanan pula.

Jika bertemu dengan tru jenis ini kita harus ekstra sabar dan hati-hati, cobalah menyalip dari sebelah kiri. Minta co-driver melihat ke depan apakah lajur depan sebelah kiri kosong dan aman untuk menyalip atau tidak? Yang perlu diperhatikan adalah apakah di kiri depan ada motor,becak, sepeda, mobil mogok/parkir, lobang, jembatan sempit, dll.

Bila aman tak ada halangan menyaliplah "dari jalur kiri" dengan tetap waspada, apalagi kalau yang disalip itu konvoi truk yang panjang.

Bawa Peta Jalur Mudik

Jangan lupa membawa peta jalur mudik, karena ini sangat penting dan berguna. Hendaknya pilihlah peta yang memuat jalur-jalur alternatif secara detail, ini penting sekali apabila terjadi kemacetan di suatu titik. Dan jangan lupa peta tersebut dilengkapi dengan nomor-nomor telepon penting, info tol sepanjang Pulau Jawa, dll.

Bawa HP & Chargernya

Sebaiknya sebelum berangkat charge HP anda sampai penuh. Untuk daerah/area tertentu yang Anda lewati akan terjadi "blank spot" untuk kartu tertentu, lebih baik jika salah satu anggota keluarga punya HP dengan kartu yang berbeda. Jadi bila terjadi blankspot masih bisa pakai HP satunya lagi.

Memonitor Milis

Bila ada kesempatan, sekali-kali monitorlah milis yang anda ikuti, siapa tahu ada teman yang sedang on-line. Bagi yang tidak punya laptop, tidak perlu berkecil hati, anda tinggal mencari warnet saja bukan?

Obat-Obatan

Bawa obat-obatan yang biasa digunakan, jangan lupa itu! Terutama untuk anak-anak.

Waktu Berangkat

Jika anda berangkat pagi jam 06.00: Bisa lihat pemandangan, restoran dan bengkel mobil pasti buka, bila mobil tua dan AC kurang bagus anak- anak kasihan akan tersiksa karena panas apalagi kalau macet, sepanjang jalan yang dilewati kita akan ketemu pasar tradisional di kota kecamatan/kabupaten yang pasti macet, banyak orang menyeberang, becak, sepeda, ojek, dll, ketemu dengan "Panitia" Pembangunan Masjid yang minta sumbangan.

Harap hati-hati dengan drum yang ditaruh di tengah-tengah jalan, jangan sampai ngebut melewati mereka. Bagi anda yang berkacamata minus sebaiknya jalan pagi saja.

Berangkat sore/malam jam 17.00: Tidak bisa lihat pemandangan, hanya restoran dan bengkel 24 jam saja yang buka, anak-anak bisa tidur tidak ribut, tidak panas baik di dalam mobil maupun di luar, tidak ada pasar tradisional, tidak ada Panitia Pembangunan Masjid. Bila kita mau menyalip di tikungan akan kelihatan dari sinar lampu mobil dari arah berlawanan. Hanya saja kita harus ekstra hati-hati dan jangan sampai mengantuk.

Berikan no. HP dan telepon di kampung halaman ke tetangga atau RT

Ini dimaksutkan agar Anda bisa dihubungi kalau terjadi sesuatu di rumah Anda.

Arus Balik dan Pulang Balik

Harap simpan tenaga dan tetap jaga kesehatan untuk siap pulang balik setelah mudik. Jangan pulang balik di pas mepet sekali besoknya harus sudah masuk kantor dan anak-anak masuk sekolah, pasti kelelahan kan? Ada baiknya ambil waktu sehari istirahat sebelum besoknya melakukan aktifitas rutin.

Uang Tunai

Bawa uang tunai secukupnya, tak perlu bawa banyak-banyak, toh ATM banyak sekali dijumpai di daerah.

Bawa Kaset/CD

Bawalah kaset/CD yang menjadi favorit Anda, agar suasana tidak jenuh, bosan dan sekaligus membawa suasana gembira.

Stiker

Tempelkan stiker favorit Anda atau tanda pengenal komunitas tertentu di kaca belakang mobil /spatboard kendaraan Anda. Siapa tahu nanti di perjalanan Anda berjumpa dengan teman baru?

Catatlah nomor telepon penting

Dengan mengantoingi nomor telpon polisi, Jasa Marga, Info jalan tol akan sangat membantu saat anda mengalami masalah dalam perjalanan.

Mintalah lembar informasi kepada bengkel ATPM

Pastikan anda meminta yang sesuai merk kendaraan, anda bisa juga meminta pada Jasa Marga, biasanya mereka membuat semacam leaflet yang dibagikan secara gratis yang berisi info mudik seperti daftar posko bengkel jaga beserta nomor teleponnya, rute mudik rawan macet, restoran, SPBU, ATM di sepanjang rute perjalanan mudik.

Frekwensi radio

Ini akan membantu memberikan informasi mudik di sepanjang rute perjalanan Anda. Anda bisa juga mendengarkan radio untuk mendapatkan info yang Anda inginkan.

Setelah semua hal diatas anda siapkan dengan cermat, jangan lupa untuk selalu BERDOA sebelum memulai perjalanan. Selamat mudik, semoga selamat sampai tempat tujuan. 

08 September 2009

Malam Turunnya Alquran

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil... (QS.. Al-Baqarah 185)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Qur'an) pada malam Lailatul Qadar... (QS.. Al-Qadr 1)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Qur`an) pada malam yang diberkahi... (QS. Ad-Dukhan 3)

Pendapat Ibn Abbas dan sejumlah ulama serta yang dijadikan pegangan oleh umumnya para ulama. Yang dimaksud dengan turunnya Qur'an dalam ketiga ayat di atas adalah turunnya Qur'an sekaligus di Baitul `Izzah di langit dunia agar para malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur'an diturunkan kepada rasul kita Muhammad saw. Secara bertahap selama dua puluh tiga tahun. Sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai wafatnya. Beliau tinggal di Mekah sejak diutus selama tiga belas tahun dan sesudah itu beliau hijrah dan tinggal di Madinah selama sepuluh tahun. Pendapat ini didasarkan pada berita-berita yang sahih dari Ibn Abbas dalam beberapa riwayat.

Ibnu Abbas berkata, Qur'an sekaligus diturunkan ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian setelah itu ia diturunkan selama dua puluh tahun. Lalu ia membacakan:

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (QS. Al-Furqan 33)

Dan Al-Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra` 106)

Ibnu Abbas r.a. berkata, "Qur'an itu dipisahkan dari az-Zikr, lalu diletakkan dai Baitul Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kapada Nabi saw."

Ibnu Abbas r.a. mengatakan, "ALLAH menurunkan Qur`an sekaligus ke langit dunia, tapi turunnya secara beransur-ansur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya bagian demi bagian."

Ibnu Abas r.a. berkata, "Qur'an diturunkan pada malam Lailatul Qadar, pada bulan Ramahan ke langit dunia sekaligus; lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur."

Pendapat lain, yaitu yang diriwayatkan oleh Asy-Sya`bi. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan turunnya Qur'an dalam ketiga ayat di atas adalah permulaan turunnya Qur'an kepada Rasulullah SAW. Permulaan turunnya Qur'an itu di mulai pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, yang merupakan malam yang diberkahi.
Kemudian turunnya berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai dengan kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. 

Dengan demikian Qur'an hanya satu macam cara turun, yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW. Sebab yang demikian inilah yang dinyatakan dalam Qur'an:

Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra` 106)

Dan keistimewaan bulan Ramahan dan malam Lailatul Qadar yang merupakan malam yang diberkahi itu tidak akan kelihatan oleh manusia kecuali apa bila yang dimaksudkan dari ketiga ayat di atas adalah turunnya Qur'an kepada Rasulullah SAW. Yang demikian ini sesuai dengan apa yang terdapat dalam firman ALLAH mengenai perang Badar

Jika kamu beriman kepada ALLAH dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan ALLAH Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Anfal 41)

Perang Badar terjadi pada bulan Ramaan. Dan yang demikian ini diperkuat pula oleh hadis yang dijadikan pegangan para penyelidik hadis permulaan wahyu.

Aisyah ra berkata, "Wahyu yang mula-mula diturunkan kepada Rasulullah SAW ialah mimpi yang benar diwaktu tidur. Setiap kali bermimpi ia melihat ada yang datang bagaikan cahaya yang terang dipagi hari. Kemudian ia lebih suka menyendiri. Ia pergi ke gua hira untuk bertahanus beberapa malam, dan untuk itu ia membawa bekal. Kemudian ia kembali kerumah Khadijah, dan Khadijahpun membekali seperti itu biasanya. Sehingga datanglah `kebenaran` kepadanya seaktu ia berada di gua hira`. Malaikat datang kepadanya dan berkata, "Bacalah!" Rasulullah SAW berkata, "Aku tidak pandai membaca." Lalu malaikat merangkulnya sampai kepayahan. Kemudian ia melepaskan aku, lalu katanya, "Bacalah!" Aku menjawab, "Aku tidak pandai membaca" Lalu ia merangkulku lagi sampai aku kepayahan. Lalu ia lepaskan aku. Lalu katanya, "Bacalah!" Aku menjawab aku tidak pandai membaca. Lalu ia merangkulku untuk ketiga kalinya, sampai aku kepayahan, lalu ia lepaskan aku lalu katanya, "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan sampai dengan apa yang belum diketahuianya."
Para penyelidik menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pada mulanya diberi tahu dengan mimpi di bulan kelahirannya, yaitu bulan Rabi`ul Awal. Pemberitahuan dengan mimpi itu lamanya enam bulan. Kemudian ia diberi wahyu dengan keadaan sadar (tidak dalam keadaan tidur ) pada bula Ramadhan dengan Iqra`. Dengan demikian maka nash-nash yang terdahulu itu menunjukkan pada satu pengertian.

Pendapat lain yang terakhir, bahwa Qur'an diturunkan ke langit dunia selama dua puluh tiga malam Lailatul Qadar yang pada setiap malamnya selama malam-malam Lailatul Qadar itu ada yang ditentukan ALLAH untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan jumlah wahyu yang diturunkan ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, untuk masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW sepanjang tahun. Madzab ini adalah hasil ijtihad sebagian mufasir tapi tidak mempunyai dalil.

Adapun madzab kedua yang diriwayatkan dari as-Sya`bi, dengan dali-dalil yang sahih dan dapat diterima, tidaklah bertentang dengan madzab yang pertama yang diriwayatkan dari Ibn Abbas.

Dengan demikian maka pendapat yang kuat ialah bahwa Al-Qur'an Al-Karim itu dua kali diturunkan:
Pertama, diturunkan secara sekaligus pada malam Lailatul Qadar ke Baitul Izzah di langit dunia.
Kedua, diturunkan ke langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun.

Al-Qurtubi telah menukil dari Muqatil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan (ijma') bahwa turunnya Qur'an sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia.

Ibn Abbas memandang tidak ada pertentangan antara ke tiga ayat di atas yang berkenaan dengan turunnya Qur'an dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah SAW bahwa Qur`an itu turun selama dua puluh tiga tahun yang bukan bulan Ramadhan.

Dari Ibn Abbas disebutkan bahwa ia ditanya olah `Atiyah bin al-Aswad, katanya, "Dalam hatiku terjadi keraguan tentang firman ALLAH, bulan Ramadhan itulah bulan yang di dalamnya diturunkan Qur`an, dan firman ALLAH SWT, 'Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam Lailatul Qadar', padahal Qur`an itu ada yang diturunkan pada bulan Syawal, Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram, Saffar dan Rabi`ul awwal." Ibnu Abbas menjawab, "Qur`an diturunkan berangsur-angsur, sedikit- demi sedikit dan terpisah-pisah serta perlahan-lahan di sepanjang bulan dan hari."

Wallahu 'alam...