Amazon Product Previews

3 Jurus Ampuh Menghasilkan Uang Melimpah Dari Internet

Welcome


RockYou FXText

WELCOME TO MY BLOGSPOT

Hi, welcome and thank you for visit my blogspot

Website Statistic

I love u



RockYou FXText

30 May 2009

Allah Memberikan Pemahaman Kepada Orang2 Yang Bertakwa

ALLAH MEMBERIKAN PEMAHAMAN KEPADA ORANG-ORANG YANG BERTAKWA

Rahasia lain yang diungkapkan dalam al-Qur'an adalah bahawa Allah memberikan kemampuan kepada orang-orang yang beriman kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Hal ini disebut sebagai "hikmah". Allah menceritakan rahasia ini dalam Surah al-Anfal sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dan batil) dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampunimu. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar." (Q.s. al-Anfal: 29).

Allah mengaburkan pemahaman orang-orang kafir. Orang-orang ini, betapapun cerdasnya otak mereka, tidak dapat memahami prinsip-prinsip agama yang sangat jelas. Hikmah adalah sifat istimewa yang dimiliki orang-orang yang beriman. Sebagian besar manusia menganggap bahawa kecerdasan otak dan hikmah itu memiliki makna yang sama. Kecerdasan otak adalah kemampuan fikiran yang dimiliki oleh setiap orang. 

Misalnya, menjadi seorang ilmuwan ahli atom atau jenius di bidang matematika menunjukkan kecerdasan otak. Akan tetapi hikmah adalah hasil dari ketakwaan seseorang kepada Allah dan digunakannya hati nurani, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kecerdasan otak. Mungkin saja seseorang sangat cerdas otaknya, tetapi ia tidak akan menjadi orang bijak selagi ia tidak bertakwa kepada Allah. 

Dengan demikian, hikmah adalah rahmat dari Allah yang diberikan kepada orang-orang yang beriman. Orang-orang yang dijauhkan dari pemahaman seperti itu bahkan tidak menyadari keadaan mereka. Misalnya, orang-orang yang menganggap bahawa mereka adalah sumber kekuasaan dan kekayaan, lalu menjadi sombong. Sesungguhnya anggapan dan sikap seperti ini menunjukkan bahawa ia tidak memiliki hikmah. Kerana jika ia memiliki hikmah, ia akan menyadari bahawa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa kecuali Kehendak Allah. Kesedaran ini pada akhirnya akan menghasilkan sikap yang rendah hati. Namun, orang seperti ini tidak berpikir bahawa jika Allah menghendaki, semua kekayaannya dapat musnah dalam waktu sesaat, atau bahwa dia dapat menghadapi kematian, dan semua yang ia miliki ia tinggalkan di dunia, dan ia akan berada di neraka untuk menerima balasannya. Semua ini lebih pasti dan lebih nyata daripada apa yang dimiliki seseorang di dunia. 

Hanya orang-orang beriman yang bertakwa kepada Allah yang memiliki pemahaman seperti ini, sehingga mereka tidak tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka menghabiskan hidup mereka dengan memahami hakikat segala sesuatu. Allah memberikan kurnia pemahaman kepada orang-orang beriman melalui keimanan mereka. Jika mereka merasa semakin dekat kepada Allah, pemahaman mereka pun meningkat dan mereka menjadi lebih memahami rahasia-rahasia ciptaan Allah.
ALLAH MEMBERIKAN PEMAHAMAN KEPADA ORANG-ORANG YANG BERTAKWA

Oleh : Harun Yahya

Rahasia lain yang diungkapkan dalam al-Qur'an adalah bahawa Allah memberikan kemampuan kepada orang-orang yang beriman kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Hal ini disebut sebagai "hikmah". Allah menceritakan rahasia ini dalam Surah al-Anfal sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dan batil) dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampunimu. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar." (Q.s. al-Anfal: 29).

Allah mengaburkan pemahaman orang-orang kafir. Orang-orang ini, betapapun cerdasnya otak mereka, tidak dapat memahami prinsip-prinsip agama yang sangat jelas. Hikmah adalah sifat istimewa yang dimiliki orang-orang yang beriman. Sebagian besar manusia menganggap bahawa kecerdasan otak dan hikmah itu memiliki makna yang sama. Kecerdasan otak adalah kemampuan fikiran yang dimiliki oleh setiap orang. Misalnya, menjadi seorang ilmuwan ahli atom atau jenius di bidang matematika menunjukkan kecerdasan otak. Akan tetapi hikmah adalah hasil dari ketakwaan seseorang kepada Allah dan digunakannya hati nurani, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kecerdasan otak. Mungkin saja seseorang sangat cerdas otaknya, tetapi ia tidak akan menjadi orang bijak selagi ia tidak bertakwa kepada Allah. Dengan demikian, hikmah adalah rahmat dari Allah yang dikurniakan kepada orang-orang yang beriman. Orang-orang yang dijauhkan dari pemahaman seperti itu bahkan tidak menyadari keadaan mereka. Misalnya, orang-orang yang menganggap bahawa mereka adalah sumber kekuasaan dan kekayaan, lalu menjadi sombong. Sesungguhnya anggapan dan sikap seperti ini menunjukkan bahawa ia tidak memiliki hikmah. Kerana jika ia memiliki hikmah, ia akan menyadari bahawa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa kecuali Kehendak Allah. Kesedaran ini pada akhirnya akan menghasilkan sikap yang rendah hati. Namun, orang seperti ini tidak berfikir bahawa jika Allah menghendaki, semua kekayaannya dapat musnah dalam waktu sekejap, atau bahawa dia dapat menghadapi kematian, dan semua yang ia miliki ia tinggalkan di dunia, dan ia akan berada di neraka untuk menerima balasannya. Semua ini lebih pasti dan lebih nyata daripada apa yang dimiliki seseorang di dunia. Hanya orang-orang beriman yang bertakwa kepada Allah yang memiliki pemahaman seperti ini, sehingga mereka tidak tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka menghabiskan hidup mereka dengan memahami hakikat segala sesuatu. Allah mengaruniakan pemahaman kepada orang-orang beriman melalui keimanan mereka. Jika mereka merasa semakin dekat kepada Allah, pemahaman mereka pun meningkat dan mereka menjadi lebih memahami rahasia-rahasia ciptaan Allah.

28 May 2009

How to Save Money

How to Save Money

Saving money is one of those tasks that's so much easier said than done. There's more to it than spending less money (although that part alone can be challenging). How much money will you save, where will you put it, and how can you make sure it stays there? Here's how to set realistic goals, keep your spending in check, and pay yourself first.


Steps


  1. Set savings goals. For short-term goals, this is easy. If you want to buy a video game, find out how much it costs; if you want to buy a house, determine how much of a down payment you’ll need. For long-term goals, such as retirement, you’ll need to do a lot more planning (figuring out how much money you’ll need to live comfortably for 20 or 30 years after you stop working), and you’ll also need to figure out how investments will help you achieve your goals.
    • Kill your debt first. Simply calculating how much you spend each month on your debts will illustrate that eliminating debt is the fastest way to free up money. Once the money is freed from debt payment, it can easily be re-purposed to savings.
  2. Establish a timeframe. For example: "I want to be able to buy a house two years from today." Set a particular date for accomplishing shorter-term goals, and make sure the goal is attainable within that time period. If it’s not attainable, you’ll just get discouraged.
  3. Figure out how much you’ll have to save per week, per month, or per paycheck to attain each of your savings goals. Take each thing you want to save for and figure out how much you need to start saving now. For most savings goals, it’s best to save the same amount each period. For example, if you want to put a $20,000 down payment on a home in 36 months (three years), you’ll need to save about $550 per month every month. But if your paychecks amount to $1000, it might not be a realistic goal, so adjust your timeframe until you come up with an approachable amount.

  4. Keep a record of your expenses. What you save falls between two activities and their difference: how much you make and how much you spend. Since you have more control over how much you spend, it's wise to take a critical look at your expenses. Write down everything you spend your money on for a couple weeks or a month. Be as detailed as possible, and try not to leave out small purchases. Assign each purchase or expenditure a category such as: Rent, Car insurance, Car payments, Phone Bill, Cable Bill, Utilities, Gas, Food, Entertainment, etc.
    • Keep a small notebook with you at all times. Get in the habit of recording every expense and saving the receipts.
    • Sit down once a week with your small notebook and receipts. Record your expenses in a larger notebook or a spreadsheet program.
  5. Trim your expenses. Take a good, hard look at your spending records after a month or two have passed. You’ll probably be surprised when you look back at your record of expenses: $300 on ice cream, $100 on parking tickets? You’ll likely see some obvious cuts you can make. Depending on how much you need to save, however, you may need to make some difficult decisions. Think about your priorities, and make cuts you can live with. Calculate how much those cuts will save you per year, and you'll be much more motivated to pinch pennies.

    • Can you move to a less expensive apartment or house? Can you refinance your mortgage?
    • Can you consolidate your debts so that you're not paying as much interest?
    • Can you save money on gas, or give up a car altogether? If your family has multiple cars, can you bring it down to one?
    • Can you get a better price on insurance? Call around and make sure you are getting the best price you can. Consider taking a higher deductible, too.
    • Can you drop a land line and either only use your cell phone or save money by calling over the internet for free with services such as Skype?
    • Can you live without cable or satellite TV?
    • Can you cut down on your utility bills?
    • Can you restrict eating out? Buy food in bulk? Start using coupons? Cook more at home? You might be able to save a lot of money on food.
  6. Reassess your savings goals. Subtract your expenses (the ones you can't live without) from your take-home income (i.e. after taxes have been taken out). What is the difference? And does it match up with your savings goals? Let's say you've decided you can definitely get by on $1500 per month, and your paychecks amount to $2300 per month. That leaves you with $800 to save. If there’s absolutely no way you can fit all your savings goals into your budget, take a look at what you’re saving for and cut the less important things or adjust the timeframe. Maybe you need to put off buying a new car for another year, or maybe you don’t really need a big-screen TV that badly.
  7. Make a budget. Once you’ve managed to balance your earnings with your savings goals and spending, write down a budget so you’ll know each month or each paycheck how much you can spend on any given thing or category of things. This is especially important for expenses which tend to fluctuate, or which you know you're going to have a particularly hard time restricting. (E.g. "I will only spend $30 a month on movies/chocolate/coffee/etc.")
  8. Stop using credit cards. Pay for everything with cash or money orders. Don't even use checks. It's easier to overspend when you're pulling from a bank or credit account because you don't know exactly how much is in there. If you have cash, you can see your supply running low. You can even bundle up the predetermined amount of cash allocated for each expense with a label or keep separate jars for each expense (e.g. a bundle/jar for coffee, another for gas, another for miscellaneous). As you pull money from a jar for that particular expense, you'll see how much remains and you'll also be reminded of your limit.

    •  If you need to have credit cards but you don't want the temptation of having them available to use day-to-day, restrict that section of your wallet with a note or picture reminding you of your savings goals.
    • Credit cards are not inherently evil; it's all about your self control. If you use them responsibly (i.e. completely pay them off every month), you can benefit from them. But the reason most credit card companies make money, however, is because people end up spending money that they don't have. Unless you are one of the people who can religiously pay off the balance in full every month, you're better off foregoing the promotions that credit card companies use to lure you in (cash back, introductory APR, airline miles, and so on).
  9. Open an interest-bearing savings account. It’s a lot easier to keep track of your savings if you have them separate from your spending money. You can also usually get better interest on savings accounts than on checking accounts (if you get interest on your checking account at all). Consider higher-interest options such as CDs or money-market accounts for longer savings goals.
  10. Know where your money is. And how much of it, too. If you accidentally overdraw your bank account, you will incur hefty bank fees; worse yet, the place you paid with that check may slap a bounced check fee on top of that, and send the check in again, resulting in a second overdraft fee from the bank! So just a few cents missing to cover that check could result in over $100 in fees. To avoid that, you should always know how much money you've got in your account(s), so you never cut a check for more than what you have.
    • Look into checking and savings accounts that pay interest. Also, consider CDs (certificates of deposit) for longer-term savings with low risk.
  11. Pay yourself first. Savings should be your priority, so don’t just say that you’ll save whatever’s left over at the end of the month. Deposit savings into an account (or your piggybank) as soon as you get paid. An easy, effective way to start saving is to simply deposit 10% of every check in a savings account. If you get a check or sum of cash, say 710.68, move the decimal point one place to the left and deposit that amount: 71.07. This works well and requires little thought; over several years, you've a tidy sum in savings. Over decades, you'll be a millionaire.

    • You can set up an automatic transfer from your checking account to your savings account.
    • Many employers allow you to deduct savings from your paycheck. The money is directly deposited in your savings account so you never even see it on your paycheck.
    • You can also have investments for retirement taken directly out of your pay, and the taxes may be deferred with this option.

Managing Stress

Managing Stress 

First, recognize stress:

Stress symptoms include mental, social, and physical manifestations. These include exhaustion, loss of/increased appetite, headaches, crying, sleeplessness, and oversleeping. Escape through alcohol, drugs, or other compulsive behavior are often indications. Feelings of alarm, frustration, or apathy may accompany stress.

If you feel that stress is affecting your studies,
a first option is to seek help through your educational counseling center.

Stress Management is the ability to maintain control when situations, people, and events make excessive demands. What you can do to manage your stress? What are some strategies?

Look around
See if there really is something you can change or control in the situation
Set realistic goals for yourself
Reduce the number of events going on in your life and you may reduce the circuit overload

Exercise in stress reduction through project management/prioritizing

Remove yourself from the stressful situation
Give yourself a break if only for a few moments daily
Don't overwhelm yourself
by fretting about your entire workload. Handle each task as it comes, or selectively deal with matters in some priority
Don't sweat the small stuff
Try to prioritize a few truly important things and let the rest slide
Learn how to best relax yourself
Meditation and breathing exercises have been proven to be very effective in controlling stress.  Practice clearing your mind of disturbing thoughts.
Selectively change the way you react,
but not too much at one time.  Focus on one troublesome thing and manage your reactions to it/him/her
Change the way you see your situation; seek alternative viewpoints
Stress is a reaction to events and problems, and you can lock yourself in to one way of viewing your situation.  Seek an outside perspective of the situation, compare it with yours. and perhaps lessen your reaction to these conditions.
Avoid extreme reactions;
Why hate when a little dislike will do? Why generate anxiety when you can be nervous? Why rage when anger will do the job? Why be depressed when you can just be sad?
Do something for others
to help get your mind off your self
Get enough sleep
Lack of rest just aggravates stress
Work off stress
with physical activity, whether it's jogging, tennis, gardening
Avoid self-medication or escape
Alcohol and drugs can mask stress.  They don't help deal with the problems
Begin to manage the effects of stress
This is a long range strategy of adapting to your situation, and the effects of stress in your life.  Try to isolate and work with one "effect" at a time.  Don't overwhelm yourself.  for example, if you are not sleeping well, seek help on this one problem.

Try to "use" stress
If you can't remedy, nor escape from,  what is bothering you, flow with it and try to use it in a productive way


24 May 2009

Building Self-Confidence

Self-confidence is extremely important in almost every aspect of our lives, yet so many people struggle to find it. Sadly, this can be a vicious circle: People who lack self-confidence can find it difficult to become successful.

After all, most people are reluctant to back a project that's being pitched by someone who was nervous, fumbling and overly apologetic.

On the other hand, you might be persuaded by someone who spoke clearly, who held his or her head high, who answered questions assuredly, and who readily admitted when he/she did not know something.

Self-confident people inspire confidence in others: Their audience, their peers, their bosses, their customers, and their friends. Gaining the confidence of others is one of the key ways in which a self-confident person finds success.

The good news is that self-confidence really can be learned and built on. And, whether you’re working on your own self-confidence or building the confidence of people around you, it’s well-worth the effort! All other things being equal, self-confidence is often the single ingredient that distinguishes a successful person from someone less successful.

Tips How to Manage Your Time

Time Management

1.Count all your time as time to be used and make every attempt to get satisfaction out of every moment.

2. Find something to enjoy in whatever you do.

3. Try to be an optimist and seek out the good in your life.

4. Find ways to build on your successes.

5. Stop regretting your failures and start learning from your mistakes.

6. Remind yourself, "There is always enough time for the important things." If it is important, you should be able to make time to do it.

7.Continually look at ways of freeing up your time.

8.Examine your old habits and search for ways to change or eliminate them.

9.Try to use waiting time­­-review notes or do practice problems.

10.Keep paper or a calendar with you to jot down the things you have to do or notes to yourself.

11.Examine and revise your lifetime goals on a monthly basis and be sure to include progress towards those goals on     a daily basis.

12. Put up reminders in your home or office about your goals.

13.Always keep those long term goals in mind.

14.Plan your day each morning or the night before and set priorities for yourself.

15.Maintain and develop a list of specific things to be done each day, set your priorities and the get the most important ones done as soon in the day as you can. Evaluate your progress at the end of the day briefly.

16.Look ahead in your month and try and anticipate what is going to happen so you can better schedule your time.

17.Try rewarding yourself when you get things done as you had planned, especially the important ones.

18.Do first things first.

19.Have confidence in yourself and in your judgement of priorities and stick to them no matter what.

20.When you catch yourself procrastinating-ask yourself, "What am I avoiding?"

21.Start with the most difficult parts of projects, then either the worst is done or you may find you don't have to do all the other small tasks.

22.Catch yourself when you are involved in unproductive projects and stop as soon as you can.

23.Find time to concentrate on high priority items or activities.

24.Concentrate on one thing at a time.

25.Put your efforts in areas that provide long term benefits.

26.Push yourself and be persistent, especially when you know you are doing well.

27.Think on paper when possible-it makes it easier to review and revise.

28.Be sure and set deadlines for yourself whenever possible.

29.Delegate responsibilities whenever possible.

30.Ask for advice when needed.

 Adapted from A. Lakein. How to Get Control of Your Time And Your Life

 Ã“Academic Skills Center, Dartmouth College 2001

Asuransi Rumah

RABU, 1 APRIL 2009 | 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak pemilik rumah tinggal masih menyepelekan asuransi rumahnya. Asuransi rumah belum dipercaya sepenuhnya bisa memberikan keuntungan. Padahal, risiko-risiko eksternal berupa bencana alam banjir, longsor, serta puting beliung belakangan ini terus mengintai bangunan rumah kita. Maka, jangan tunda hingga bencana datang karena rumah juga memerlukan proteksi layaknya yang Anda lakukan pada benda berharga lain, seperti mobil atau motor. 

Proteksi. Di situlah peran asuransi. Bukan semata memberi perlindungan secara fisik tentunya, melainkan juga secara nonfisik atau finansial. Beberapa keuntungan menjadi nasabah asuransi itu antara lain:
- Anda sebagai nasabah akan memperoleh ganti rugi finansial jika obyek yang diasuransikan terkena langsung risiko yang tercantum dalam ikhtisar polis asuransi.

- Anda akan mendapatkan biaya yang terpaksa tertanggung dikeluarkan pascamusibah, semisal biaya pembersihan puing-puing bangunan yang rusak atau biaya arsitek atausurveyor untuk merenovasi atau membangun kembali rumah tertanggung pascamusibah.

- Anda akan memeroleh layanan purnajual yang prima tanpa harus menunggu terjadinya musibah seperti: 

* Informasi prakiraan nilai inflasi saat pemberitahuan perpanjangan polis asuransi agar bangunan dan segala isi bangunan rumah tinggal tertanggung diasuransikan dengan nilai cukup dan wajar
* Pemeriksaan gratis kondisi bangunan dari serangan rayap atau hama rumah
* Info-info terbaru dari pihak asuransi 
* Keanggotaan secara otomatis

 

23 May 2009

Arti Penting Asuransi

Mengerti Manfaat Asuransi Umum, Menyadari Pentingnya Manajemen Resiko January 26, 2008

Manfaat Asuransi Umum dalam Kehidupan Manusia
By Romora Edward Sitorus

….“Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika kita dapat mengasuransikan seluruh kemungkinan di masa depan”…
Kenneth Arrow, penerima hadiah Nobel Ekonomi
Report of Association of British Insurers

Hidup Kita penuh dengan Resiko. Mulai dari kita membuka mata hingga kita terlelap dan terbangun lagi, kita menanggung beban resiko atas diri, keluarga dan tak ketinggalan seluruh harta benda kita. Seseorang dikatakan bijak jika ia mampu memperhitungkan resiko yang ada di depannya tersebut dan mengantisipasi mulai dari awal. Secara sederhana, prinsip inilah yang mendasari kelahiran Asuransi Umum.

Mirip seperti Asuransi Jiwa yang menanggung jiwa/hidup kita, Asuransi Umum menanggung dan mentransfer resiko atas kehilangan harta kekayaan kita, kesehatan maupun segala hal yang tidak ditanggung oleh Asuransi Jiwa. Kesadaran berasuransi berangkat dari pengalaman manusia bahwa banyak hal yang tidak diinginkan kelak dapat mengubah arah kehidupan seseorang. Keadaan yang tampak cemerlang seketika dapat berubah menjadi begitu suram dan sukar. Akan sangat sia-sia, misalkan, jika peristiwa yang terjadi di luar kendali kita, seperti banjir, kebakaran, huru-hara menghanguskan hasil kerja keras kita dalam sekejap mata. Tanpa pengendalian resiko yang matang, bukan mustahil kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di masa akan datang (unforseen events) memaksa kita mengumpulkan harta kita mulai dari titik nol (start from the scratch) karena kerusakan yang diakibatkannya.

Dalam praktiknya, ruang lingkup Asuransi Umum meliputi asuransi rumah, asuransi mobil, hingga asuransi perjalanan. Berbeda dengan Asuransi jiwa yang meliputi kejadian-kejadian yang pasti terjadi cepat maupun lambat, seperti pensiun dan kematian, asuransi umum justru melindungi kita dari hal-hal yang belum pasti tapi mungkin terjadi, seperti kecelakaan, kebakaran atau pencurian. Untuk itu, tujuan utama mengambil polis asuransi adalah untuk mengkompensasi kita setelah terjadinya suatu kehilangan (loss) sehingga secara umum hidup kita akan sama baiknya (as well off as) sebelum kehilangan itu terjadi.
Pengendalian Resiko yang Matang vs Kerugian Tak Terduga

Untuk lebih memahami manfaat Asuransi Umum dalam mengelola resiko, kita dapat melihat contoh dari apa yang dialami suatu keluarga dalam kesehariannya. Kita ambil contoh keluarga Anton dan keluarga Louis, keduanya merupakan keluarga menengah yang tinggal di dua negara berbeda. Keluarga Anton tinggal di negara berkembang yang belum menerapkan polis asuransi sehingga kurang sadar resiko sedangkan Keluarga Louis tinggal di negara yang mewajibkan polis asuransi umum dalam banyak aspek dan sangat sadar resiko dan arti penting pengelolaannya.

Pada tahun yang sama, dari hasil tabungan dari bekerja selama 4 tahun sebesar masing-masing 800 juta rupiah, kedua keluarga ini memutuskan untuk membangun usaha sendiri dengan nilai sebesar 600 juta rupiah. Di awal berbisnis, keluarga Anton memilih untuk tidak mengambil polis asuransi umum untuk melindungi bisnisnya karena merasa sudah “aman” dan rugi membayar polis asuransi yang dianggap mahal. Sedangkan Keluarga Louis yang sadar resiko memutuskan untuk mengambil asuransi penuh atas bisnisnya dengan menyisihkan sebesar 20 juta tiap bulannya untuk membayar polis.

Tiga tahun kemudian, Ketika keduanya sedang menikmati tahap growing dalam bisnisnya tanpa disangka terjadi korsleting (short-circuit) yang menyebabkan kebakaran di tempat usaha kedua keluarga tersebut. Semua peralatan dan bahan baku ludes dimakan si jago merah. Namun demikian, Keluarga Louis tidak terlihat seputus asa keluarga Anton setelah kejadian tersebut. Dua minggu setelah proses claim asuransi dilakukan dan pemeriksaan dari pemeriksa kerugian (loss adjuster) selesai, Keluarga Louis mendapatkan ganti rugi yang mereka perlukan untuk membangun kembali usaha mereka seperti sedia kala. Mereka dapat mempertahankan pekerja-pekerja terbaik yang direkrutnya, menjaga hubungan dengan suplier dan yang terpenting terus menjaga pangsa pasar produknya terhadap konsumen. Akan halnya, keluarga Anton, karena tidak memiliki jaminan asuransi, terpaksa harus bekerja lebih keras dan mengumpulkan uang lebih banyak di tahun-tahun mendatang agar dapat membangun kembali usaha mereka. Karena kurang sadar resiko, Usaha dan proses pembelajaran bisnis yang telah dilakukan oleh keluarga Anton selama bertahun-tahun tampak terbuang lenyap dalam jentikan jari.

Keluarga Louis dapat melindungi bisnisnya dengan membeli beberapa jenis asuransi umum. Jika bisnisnya menggunakan kendaraan, ia dapat mengasuransikanya. Seberapa banyak perlindungan yang akan dinikmati tergantung pada perjanjian asuransi yang dilakukan. Jika bisnisnya menggunakan bangunan, keluarga Louis juga dapat menggunakan asuransi bangunan untuk menutupi biaya perbaikan atau pembangunan kembali bangunan tersebut apabila rusak akibat kejadian-kejadian yang tidak diramalkan sebelumnya. Selain itu terdapat juga asuransi terhadap isi bangunan (Home contents insurance) yang melindungi barang-barang seperti pakaian, lemari, alat-alat elektronik, karpet dan sebagainya. Asuransi ini akan mengganti biaya atas kehilangan atau kerusakan yang diderita.

Dalam melakukan perjalanan bisnis sekalipun, keluarga Louis dapat mengandalkan jasa asuransi (travel insurance) . Hal ini berguna apabila tanpa diduga perjalanan bisnis yang dilakukan ke luar negeri, misalkan, terpaksa dibatalkan karena sakit atau kondisi-kondisi lainnya. Asuransi perjalanan juga dapat menyediakan pilihan yang melindungi barang-barang kepemilikan yang kita bawa selama perjalanan bisnis maupun liburan. Kebanyakan asuransi perjalanan telah dijual secara tradisional oleh agen perjalanan namun mereka menghendaki pembayaran dua atau tiga kali dari biaya yang diminta Pihak Asuransi untuk jasa perlindungan yang sama. Secara singkat, polis asuransi dapat digunakan sebagai bagian manajemen resiko yang vital untuk menjaga aset-aset paling berharga Keluarga Louis.

Dalam kacamata keuangan yang benar, produk asuransi umum merupakan produk “transfer resiko”, yang sedikit berbeda dengan produk simpanan dan investasi yang merupakan ciri industri lain dalam sektor jasa keuangan. Hal ini tidak berarti bahwa produk simpanan dan investasi tidak memiliki suatu derajat resiko yang diasosiasikan dalam pembeliannya. Akan tetapi perbedaan utama antara asuransi umum dan produk simpanan dan investasi yaitu produk asuransi yang bersifat “transfer resiko” disediakan untuk memindahkan resiko dari pemegang polis kepada perusahaan asuransi.

Tidak seperti tabungan atau reksa dana, dengan membeli asuransi, seseorang dapat memindahkan resiko secara efektif kepada perusahaan asuransi. Pembeli asuransi umum tidak berharap untuk memperoleh harga beli/atau keuntungan. Raison d’etre atau alasan utama dari Asuransi umum bukanlah untuk memperoleh apresiasi modal atau komponen pendapatan seperti halnya produk investasi, melainkan sebagai alat proteksi bagi bisnis maupun individu agar dapat berinovasi dan mengembangkan usahanya dengan tingkat keamanan keuangan yang tinggi.

Namun demikian untuk mengasuransikan suatu resiko, ada beberapa karakteristik atau ciri yang harus dipenuhi. Menurut Dahlan Siamat, dalam Manajemen Lembaga Keuangan (2005), resiko-resiko tersebut harus memenuhi sifat berikut, yang sering disingkat dengan LURCH.
Setiap huruf merupakan singkatan dari suatu ciri dari resiko yang diasuransikan yaitu:

L - Loss; yaitu resiko yang dapat diasuransikan harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss). Contoh sifat insurable risk akibat terjadinya kerugian yang tidak dapat diperkirakan, yaitu: a) mengansuransikan kerugian dari kebakaran, b) mengasuransikan tanaman/panen dari serangan hama/bencana alam.
U - Unexpected; tidak dapat diperkirakan kepastian resiko tersebut benar-benar terjadi, seperti habis atau rusak karena dipakai
R - Reasonable; resiko yang dapat dipertanggungkan adalah benda yang memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun pihak yang tertanggung. Misalnya: tidak wajar mengasuransikan pulpen yang nilainya hanya Rp 800. Benda tersebut tentu tidak bernilai untuk diasuransikan karena pengurusan, biaya polis, kemungkinan seringnya hilang akan mengakibatkan pembayaran klaim dan biaya polis lebih malah dari nilai barang yang dipertanggungkan tersebut.
C - Catastrophic; Supaya resiko dapat digolongkan sebagai insurable, resiko tersebut haruslah menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang besar atau sangat besar. Contohnya: menerima penanggungan rumah di kawasan berpantai yang sering terjadi gelombang pasang dan badai topan
H - Homogeneous; berarti sama atau serupa dalam bentuk atau sifat. Hal ini juga berkaitan dengan prinsip the law of large numbers. Seandainya kita ingin mengetahui besarnya kemungkinan kerugian suatu benda, kita harus memiliki jenis pertanggungan yang serupa sebagai bahan perbandingan untuk memperkirakan kerugian yang mungkin terjadi tersebut.

Sebagai alat manajemen resiko, asuransi umum memiliki jangka waktu proteksi yang disesuaikan (customized) sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan kebijakan perusahaan penyedia asuransi. Secara umum, polis asuransi bersifat tahunan (annual), yaitu berlaku untuk satu tahun. Beberapa polis diberikan untuk periode yang lebih panjang, seperti asuransi kebakaran untuk tempat tinggal, dan sebagian lagi untuk periode yang lebih pendek, seperti asuransi untuk transportasi barang-barang dan untuk perawatan medis gawat darurat selama perjalanan luar negeri. Hal ini menguntungkan sebab pengguna dapat menyesuaikan kebutuhan proteksinya dengan produk yang tersedia di pasar jasa asuransi.

21 May 2009

Tips Hemat Bertelepon

Biaya telepon memang adalah salah satu pengeluaran yang bisa membengkak tidak karuan. Maklumlah, telepon kebanyakan kita pakai dulu baru bayar belakangan. Atau kalaupun pakai sistem pra-bayar, kita sudah mengisi pulsanya sehingga tidak terlalu "terasa" keluar uang. Hal ini kadang menyebabkan kita kurang hati-hati ketika menggunakannya.

Wah, sayang sekali ya Anda tidak menyebutkan telepon mana yang boros sehingga perlu dihemat, apakah telepon rumah atau handphone. Kita bahas saja keduanya, bagaimana menghemat biaya untuk telepon. 

Komunikasi dengan efisien 
Mungkin saran ini terkesan klise, tapi memang inilah intinya. Karena pemborosan dalam komunikasi lebih banyak disebabkan oleh kebiasaan kita dalam menelpon, bukan masalah teknis seperti tarif atau yang lainnya. Pembengkakan biaya telepon biasanya akan terasa jika digunakan untuk telepon yang sifatnya "ngobrol". Ternyata bukan hanya anak-anak remaja, tapi juga orang tua bisa mengalami hal ini. Mulai dari sekarang, berkomunikasilah dengan efisien. Sampaikan isi pembicaraan dengan efektif, dan gunakan waktu dengan efisien. Untuk pembicaraan ringan yang makan banyak waktu bisa digunakan dengan sarana lain seperti e-mail atau chat.Gunakan pengingat waktu 
Gunakanlah tanda pengingat waktu untuk membantu kita mengingat waktu pembicaraan di telepon, maklumlah kadang kalau sudah asyik ngobrol bisa lupa waktu seberapa lama kita sudah menggunakan telepon. Fitur pengingat waktu ini banyak tersedia pada HP maupun telepon rumah. Atur sesuai keinginan Anda, misalnya akan ada nada peringatan setiap 1 menit sekali.Pelajari tarif 
Hampir semua operator komunikasi (seluler maupun fixed) memiliki tarif yang berbeda-beda pada jam-jam tertentu atau pada panggilan tertentu. Tidak ada salahnya mempelajari tarif dan aturan main lainnya untuk menghindari Anda dari pembengkakan biaya komunikasi yang sebetulnya masih bisa dihemat dengan mudah. Misalnya saja, ketika sedang di luar dan perlu menghubungi seseorang di rumah, kita bisa menghubungi HP ke HP atau HP ke telepon rumah. Mana yang tarifnya lebih hemat? Anda perlu tahu hal ituSMS untuk pesan detail atau pesan yang tidak urgent 
Jika ingin menyampaikan informasi yang bersifat detail, seperti nomor telepon, nomor rekening, tanggal atau lainnya, akan lebih efektif jika menggunakan sms saja. Daripada menelpon lalu kemudian menghabiskan waktu lagi untuk mencari alat tulis dan mengulang-ulang, akan lebih baik melalui sms saja. Begitu juga untuk pesan yang tidak bersifat urgent, seperti ucapan selamat dan lainnya, akan lebih hemat menggunakan sms saja. 
Tapi untuk informasi tertentu yang butuh cepat atau konfirmasi segera, hindari sms, karena justru bisa lebih mahal karena harus dilakukan berulang-ulang. Misalnya untuk janjian di suatu tempat, daripada harus bolak-balik berkirim sms untuk negosiasi dan konfirmasi, justru lebih murah untuk langsung menelpon saja.Pra-bayar vs Paska-bayar 
Jika Anda termasuk yang tidak bisa menjalankan kiat nomor 1 di atas, sebaiknya tetap gunakan pra bayar walaupun tarifnya lebih mahal. Karena dengan pra bayar, Anda akan dibantu untuk dibatasi penggunaan telepon oleh rupiah yang sudah Anda keluarkan sebelumnya untuk membeli pulsa. Tapi kalau Anda bisa mengendalikan diri, namun biaya komunikasi Anda cukup besar selama ini, mungkin ada baiknya gunakan rekening paska bayar. Tarif paska bayar bisa jauh lebih murah jika dibandingkan dengan tarif pra-bayar, bahkan bisa hampir setengahnya.

10 May 2009

Seorang Teman Baik

Seorang Teman Baik

Sewaktu kita duduk di taman kanak-kanak, kita berpikir kalau seorang teman yang baik adalah
teman yang meminjamkan krayon warna merah ketika yang ada hanyalah krayon warna hitam. 

Di sekolah dasar, kita lalu menemukan bahwa seorang teman yang baik adalah 
teman yang mau menemani kita ke toilet, menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan siangnya dengan kita ketika kita lupa membawanya. 

Di sekolah lanjutan pertama, kita punya ide kalau seorang teman yang baik adalah teman yang 
mau menyontekkan PR-nya pada kita, pergi bersama ke pesta dan menemani kita makan siang. 

Di SMA, kita merasa kalau seorang teman yang baik adalah teman yang mengajak kita 
mengendarai mobil barunya, meyakinkan orang tua kita kalau kita boleh pulang malam sedikit,
mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar, 

Di masa berikutnya, kita melihat kalau seorang teman yang baik adalah teman yang selalu ada 
terutama di saat-saat sulit kita, membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalau kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita. 

Dan seiring berjalannya waktu kehidupan, kita menemukan kalau seorang teman yang baik adalah teman yang selalu memberi kita dua pilihan yang baik, merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yang menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang-orang yang hanya mau mengambil keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu, mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dan terlebih lagi... menerima diri kita apa adanya... 

Thanks for being my friend... 

A lot of little heart to my frenzzz!!! 

Friends are like balloons; once you let them go, you can't get them back. So I'm gonna tie you to my heart so I never lose you. Send this to all your friends including me and see how many you get back.